KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 77
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد
Peperangan dan Ekspedisi Sebelum Badr
Untuk melaksanakan kedua langkah tersebut, kaum muslimin mulai melakukan gerakan-gerakan militer. Mereka melakukan patroli militer yang bertujuan menyingkap dan mengenal jalan-jalan yang mengelilingi Madinah, serta jalan-jalan yang dapat mengantarkan ke Mekah, mengadakan perjanjian-perjanjian dengan kabilah-kabilah yang berdomisili di sepanjang jalan tersebut, memberikan kesan kepada orang-orang Yahudi dan Arab Badui yang berdomisili di sekitarnya bahwa kaum muslimin telah memiliki kekuatan dan mereka telah terbebas dari kelemahan mereka serta memperingatkan kepada orang-orang Quraisy terhadap akibat kebohongan mereka, sehingga mereka sadar dari kesesatan mereka, dan merasakan adanya bahaya yang mengancam perekonomian mereka, agar mereka cenderung untuk berdamai dan menghentikan keinginan mereka untuk menyerang kaum muslimin, menghalangi jalan menuju Allah serta menyiksa kaum muslimin yang lemah di Mekah, agar kaum muslimin pun menjadi bebas untuk menyampaikan risalah Allah di seluruh Jazirah.
Secara ringkas ihwal ekspedisi-ekspedisi itu adalah sebagai berikut:
Ekspedisi Saiful Bahar yaitu pada Bulan Ramadhan tahun pertama Hijriah, Rasulullah ﷺ mengangkat Hamzah bin Abdul Muthalib untuk memimpin ekspedisi ini. Ekspedisi ini berkekuatan 30 orang, yang terdiri atas kaum Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy yang datang dari Syam yang dipimpin oleh Abu Jahal dengan kekuatan 300 Orang. Setelah sampai di Saiful Bahri di sekitar daerah Laut Merah bertemulah pasukan kaum muslimin dengan kafilah Quraisy dan siap untuk bertempur. Namun Majdi bin Amru al-Juhani, sekutu Quraisy, dan kaum muslimin berjalan di tengah-tengah mereka dan menghalangi mereka sehingga pertempuran pun tidak terjadi.
Bendera Hamzah adalah bendera pertama yang dikibarkan oleh Rasulullah ﷺ warnanya putih dan dibawa oleh Abu Mursyid Kinas Bin Hushain Al Ghanawi.
Setelah ekspedisi Al Kharrar terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:
Perang Al-Abwa' atau Waddan
Perang ini terjadi pada bulan Safar tahun kedua Hijriyah atau Agustus tahun 623 M. Setelah mewalikan urusan kota Madinah kepada Saad bin Ubadah, Rasulullah ﷺ keluar memimpin langsung pasukan yang berkekuatan 70 orang, khusus orang-orang Muhajirin untuk mencegah kafilah Quraisy. Setelah tiba di Waddan, beliau tidak menjumpai pasukan Quraisy.
Dalam peperangan tersebut, Beliau mengadakan perjanjian persekutuan dengan Bani Dhamrah, yang ketika itu pemimpinnya adalah Amru bin Makhsya Adh-Dhamri. Naskah perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:
Ini adalah surat perjanjian dari Muhammad ﷺ kepada Bani Dhamrah, sesungguhnya harta dan diri mereka aman dan mereka berhak mendapatkan pertolongan jika diserang. Kecuali apabila mereka memerangi agama Allah.
Apabila Nabi ﷺ mengajak mereka untuk menolongnya, mereka akan menyambutnya.
Waddan terletak antara Mekah dan Madinah. Antara Waddan dan Rabigh setelah Madinah 29 mil dan Abwa' terletak di dekat Waddan.
Inilah peperangan pertama yang diikuti oleh Rasulullah. Kepergian beliau itu selama 15 malam, benderanya berwarna putih dan pembawanya adalah Hamzah bin Abdul Mutholib.
Setelah Perang Al-Abwa' atau Waddan terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:
Perang Buwath
Perang Buwath terjadi pada bulan Rabiul awal tahun kedua Hijriyah atau September 623 M. Rasulullah ﷺ keluar memimpin pasukan berkekuatan 200 orang dari para sahabatnya, untuk mencegah kafilah Quraisy yang berkekuatan 100 orang di bawah pimpinan Umayyah bin Khalaf Al-Jami.
Kafilah itu membawa 2.500 unta. Setibanya di Buwath di sekitar Ridhwa, beliau tidak menjumpai kafilah.
Dalam peperangan tersebut beliau mewakilkan urusan kota Madinah kepada Saad bin Muadz. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Saad bin Abi Waqqash radliyallahu anhu.
Perang Sawan
Perang Sawan terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun kedua Hijriyah atau September tahun 623 M. Karz bin Jabir Al Fihri dengan pasukannya dari kaum muslimin menyerang pinggiran kota Madinah dan merampas beberapa binatang ternak.
Karena itu Rasulullah ﷺ keluar dengan para sahabatnya bersekutukan 70 orang untuk mengejar pasukan Karz hingga tiba di lembah Safwan yang letaknya tidak jauh dari Badr. Namun beliau tidak menjumpai Karz dan teman-temannya, lalu pulang tanpa melakukan pertempuran. Perang ini disebut juga dengan Perang Badr pertama. Dalam perang ini urusan kota Madinah diwakilkan kepada Zaid bin Haritsah. Benderanya berwarna putih dan dibawa oleh Ali bin Abi Tholib.
Setelah Perang Buwath dan Perang Sawan terjadi, ekspedisi selanjutnya adalah:
Perang Dzil-‘Usyairah
Perang Dzil-‘Usyairah terjadi pada bulan Jumadil Ula dan bulan Jumadil Akhir tahun kedua Hijriyah atau November dan Desember tahun 623 M. Rasulullah ﷺ keluar memimpin pasukan berkekuatan 150 (dalam riwayat lain 200) orang kaum Muhajirin. Dalam hal ini beliau tidak memaksa seorang pun untuk ikut serta dalam peperangan tersebut.
Mereka keluar membawa 30 Onta yang dikendarai secara bergantian untuk mencegah kafilah Quraisy yang berangkat ke Syam. Telah terdengar berita tentang keberangkatan mereka dari Mekah membawa barang-barang dagangan kaum Quraisy. Setibanya di Dzil Usyairah, beliau tidak menjumpai kafilah tersebut, mereka telah lolos beberapa hari sebelumnya. Kafilah inilah yang dicari sepulang mereka dari Syam, dan menjadi penyebab terjadinya Perang Badr Kubro.
Menurut Ibnu Ishaq, Rasulullah ﷺ berangkat pada akhir Jumadil Ula dan kembali pada Awal Jumadil Akhir. (inilah yang menjadi penyebab perbedaan pendapat ahli siroh dalam menentukan bulan terjadinya peperangan ini).
Dalam peperangan ini Rasulullah ﷺ mengadakan perjanjian perdamaian dengan Bani Mudlij dan sekutunya, yaitu Bani Dhamrah.
Pada saat peperangan itu, urusan kota Madinah diwakilkan kepada Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi. Bendera peperangan itu berwarna putih dan dibawa oleh Hamzah bin Abdul Muththalib رضي الله عنه.
Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar