Jumat, 15 Januari 2021

KISAH RASULULLAH ﷺ ; Perang Badr Kubra Peperangan Islam Pertama yang Menentukan

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 78
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Perang Badr Kubra Peperangan Islam Pertama yang Menentukan


Dua Pasukan saling Berhadapan

Setelah selesai merapikan barisan beliau mengeluarkan instruksi kepada pasukannya agar tidak memulai peperangan sebelum menerima perintah terakhir dari beliau. Kemudian, beliau memberikan pengarahan kepada mereka secara khusus tentang persoalan perang. Beliau berkata:

"Apabila mereka mendekati kalian, hujanilah mereka dengan panah. Janganlah kalian menghunuskan pedang sebelum mereka mendatangi kalian."

Kemudian beliau kembali ke lembah ditemani oleh Abu Bakar secara khusus. Sa'ad bin Muadz pun dengan kelompoknya melakukan pengawalan di pintu kemah beliau.

Adapun kaum musyrikin pada hari itu, Abu Jahal meminta keputusan, beliau mengatakan,  

"Ya Allah, dia telah memutuskan tali persaudaraan dan membawa sesuatu yang tidak kami kenal, maka binasakanlah dia. Ya Allah tolonglah pada hari ini orang yang paling engkau cintai dan paling kau ridhoi di antara kami."

Tentang hal ini Allah berfirman:

إِنْ تَسْتَفْتِحُوا فَقَدْ جَاءَكُمُ الْفَتْحُ ۖ وَإِنْ تَنْتَهُوا فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَإِنْ تَعُودُوا نَعُدْ وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ
Surah Al-Anfal (8:19)
‘Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahaya pun, biar pun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.’


Awal pemicu pertempuran

Awal pemicu pertempuran adalah Al-Aswad bin Abdul Asad al-Makhzumi (orang yang berperangai buruk) keluar dengan mengatakan, 

"Aku berjanji kepada Allah aku harus bisa minum dari tempat penampungan air mereka, atau aku harus menghancurkannya, dan aku harus mati karenanya."

Ketika ia keluar ia dihadapi oleh Hamzah bin Abdul Mutholib رضي الله عنه. Setelah bertemu, Hamzah segera menyabetkan pedangnya pada kaki Al-Aswad, yaitu pada pertengahan betisnya ketika ia berada di depan penampungan air.

Al-Aswad pun jatuh dan kakinya mengucurkan darah,  kemudian berangkat menuju penampungan air sambil memasukinya karena ingin memenuhi sumpahnya. Tetapi Hamzah mengulangi pukulannya  pada bagian yang lain, ketika ia berada di dalam penampungan air.


Perang Tanding

Terbunuhnya Al-Aswad merupakan pembunuhan pertama yang menyulut api pertempuran. Setelah itu tiga orang dari pasukan Quraisy tampil ke depan semuanya dari satu keluarga, yaitu Utbah dan Saibah dua lelaki bersaudara anak Rabi'ah dan Al Walid anak Utbah. 

Mereka menantang untuk perang tanding, maka untuk menghadapi mereka tampillah tiga pemuda Anshar, yaitu Auf dan Muawidz, dua lelaki bersaudara anak Al-Haris dan ibunya bernama Afra dan Abdullah bin Rawahah. 

Tiga orang dari pasukan musyrikin itu bertanya kepada tiga pemuda Anshar itu, 

"Siapa kalian?." 

Mereka menjawab,

"Sekelompok orang dari kaum Anshar." 

Tiga pasukan musyrikin itu berkata, 

"Kami tidak butuh kalian, kami menginginkan orang-orang yang sepadan dari kaum kerabat kami sendiri."

Juru bicara mereka kemudian berteriak, 

"Hai Muhammad keluarkanlah orang-orang yang sepadan dari kaum kerabat kami sendiri." 

Selanjutnya, Rasulullah ﷺ berkata, 

"Bangkitlah hai Ubaidillah bin Al-Haris, bangkitlah hai Hamzah, dan bangkitlah hai Ali." 

Setelah ketiganya bangkit dan menghadapi pasukan-pasukan musyrikin itu, pasukan musyrikin itu bertanya kepada mereka, 

"Siapa kalian?," setelah dijawab mereka mengatakan, 
"Kalian orang-orang yang sepadan dengan kami." 

Ubaidillah orang yang tertua di antara mereka tampil berperang tanding dengan Utbah bin Rabi'ah, Hamzah melawan Saibah, dan Ali melawan Alwalid.

Hamzah dan Ali tidak menemui kesulitan untuk membunuh lawannya, Utbah dan kawannya masing-masing berhasil melukai lawannya, kemudian Ali dan Hamzah menyerang Utbah dan berhasil membunuhnya, lalu mengangkut Ubaidah yang terputus kakinya. 

Ubaidah senantiasa diam sampai mati syahid di Shafra' setelah empat atau lima hari dari Perang Badr, dan dalam perjalanan pulang menuju Madinah. 

Ali berkata bahwa ayat berikut ini turun berkenaan dengan mereka, yaitu 

هَٰذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ ۖ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ
Surah Al-Hajj (22:19)
‘Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.’


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar