ONE DAY ONE HADITS
Senin, 1 Februari 2021/ 19 Jumadil Akhir 1442
Orang yang Bijak Versus Dungu
عن شداد بن أوس رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الْكَيِّسِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وتمنّى على الله الأمانى
Dari Syadad bin aus radhiyallahu anhu berkata, bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam :
“Orang yang bijaksana ialah orang yang menguasai dirinya dan berbuat untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang dungulah yang menuruti hawa nafsunya dan mengharapkan ridha Allah dan pahala-Nya dengan angan-angan kosong.” [ Hr Ahmad & Hr Tirmizi]
Pelajaran yang terdapat didalam hadist
1- Iman itu hendaklah tampak dalam amal dan perbuatan dan bukan hanya dalam angan-angan.
2- Iman adalah apa yang menetap di hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan.
3- Rasulullah saw. pun menegaskan pengertian itu dan bahwasanya penyerahan diri kepada Allah dengan disertai amal saleh dan kebajikan adalah hal yang dibenarkan oleh akal yang sehat dan bijaksana, dan bahwasanya hal yang berlawanan dengan itu adalah suatu ketololan dan kedunguan
Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :
1- Allah swt. telah menolak anggapan segolongan orang yang mengira bahwa angan-angan dapat mengantar orang mencapai tujuannya.
لَيْسَ بِأَمانِيِّكُمْ وَلا أَمانِيِّ أَهْلِ الْكِتابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءاً يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيراً , وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيراً
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (Annisa 123-124).
2- Kemudian Allah menerangkan jalan keluarnya, yaitu dengan penyerahan diri kepada Allah dan penyempurnaan amal saleh
وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْراهِيمَ خَلِيلاً
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (Annisa 125).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar