Rabu, 10 Februari 2021

KISAH RASULULLAH ﷺ : Dukacita untuk Hamzah

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 99
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Dukacita untuk Hamzah

Tidak cukup menganiaya mayat Hamzah. Hindun binti Utbah bersama wanita-wanita lain menganiaya mayat kaum muslimin. Melihat semua itu, Abu Sufyan menghampiri seorang muslim dan berkata, 

"Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan. Akan tetapi, aku sungguh tidak senang juga tidak benci. Aku tidak melarang, juga tidak memerintahkan."

Selesai menguburkan mayat-mayat temannya sendiri, Quraisy pun pergi. Sekarang, kaum muslimin kembali ke garis depan untuk menshalatkan dan menguburkan mayat-mayat para syuhada. Rasulullah ﷺ berkeliling medan tempur mencari jasad pamannya, Hamzah. Ketika dilihatnya jasad Hamzah sudah dianiaya dengan perut yang sudah terurai,  beliau merasa sedih, sedih sekali sampai beliau berkata, 

"Takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti ini."
"Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian ini."

Selanjutnya beliau bersabda, 

"Demi Allah, kalau pada suatu ketika Allah memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, akan kuaniaya mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab."

Nah saat itulah, turun firman Allah Quran surat An-Nahl 16 ayat 126-127 yang artinya:

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
Surah An-Nahl (16:126)
Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
Surah An-Nahl (16:127)
Dan bersabarlah (hai Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.

Setelah Firman itu turun, Rasulullah ﷺ memaafkan pihak musuh. Ditabahkannya hatinya dan beliau melarang orang melakukan penganiayaan. 

Di jalan, Rasulullah ﷺ mendengar para wanita Bani Asyhal menangisi para syuhadanya. 

"Tidak ada wanita yang menangisi Hamzah," ujar Rasul. 

Mendengar ini, Saad bin Muadz menyuruh para wanita Bani Asyhal menangis untuk Hamzah. 

Rasulullah ﷺ bergegas menemui mereka dan bersabda, 
"Bukan ini yang saya maksudkan. Pulanglah, semoga Allah memberikan rahmat dan tidak boleh menangis lagi setelah hari ini."


Abdullah bin Ubay

Rasulullah ﷺ pulang ke Madinah dengan beban pikiran yang cukup berat. Fatimah Az-Zahra, putri beliau, membasuh luka-luka ayahnya dengan air. 

Ternyata, para tawanan perang Badar yang dulu dikasihani dan dibebaskan kembali memerangi kaum muslimin. 

Rasulullah ﷺ teringat lagi kata-kata Umar Bin Khattab dulu, 
"Ya Rasulullah, bunuh orang-orang ini agar tidak seorang pun berpidato mengobarkan api kebencian terhadap dirimu."

Orang muslim pantang berbuat kesalahan untuk kedua kalinya. Karena itu, beliau memerintahkan untuk membunuh seorang tawanan yang tertangkap. Orang itu adalah tawanan perang Badar yang sudah dibebaskan.

Rasulullah ﷺ juga memikirkan belas kasihan yang diberikan kaum muslimin kepada pihak musuh. Semua muslim menahan pedang ketika mereka menemui Hindun di medan perang. Padahal, jika dia dibunuh tidak akan terjadi Hamzah disiksa sedemikian rupa. 

Pembunuh Hamzah yang berkulit hitam itu sebenarnya juga tidak tahu wajah Hamzah. Hindunlah yang menunjukkannya. 

Pasukan Quraisy yang telah lari lintang pukang juga tidak akan kembali lagi untuk menyerang, apabila tidak dikejar oleh Hindun dan diberitahukan bahwa kaum muslimin tengah diserang Khalid bin Walid dari belakang.

Kemudian Rasulullah ﷺ pergi ke masjid. Di sana, beliau melihat ada tangis penyesalan pasukan panah yang telah jelas-jelas melanggar perintah Rasulullah ﷺ. 
Hati beliau amat lembut karena itu beliau memaafkan mereka semua. 

Sebelum itu, di sana beliau melihat Abdullah bin Ubay tengah berpidato agar orang-orang mencintai Rasulullah ﷺ. 
Inilah gembong kaum munafik yang telah membujuk 300 orang prajurit kembali ke Madinah.  Beberapa sahabat yang ikut ke Uhud melompat ke arah Abdullah bin Ubay, lalu menarik bajunya sampai terhuyung-huyung. 

"Mengapa kalian menyerangku pada saat aku menganjurkan kepada orang-orang agar patuh dan cinta kepada Muhammad?," demikian Abdullah bin Ubay menjerit.

Umar Bin Khattab meminta izin untuk membunuh si pengkhianat itu, namun sekali lagi, Rasulullah ﷺ melarangnya. 


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

ONE DAY ONE HADITSJum'at, 5 Februari 2021/ 23 Jumadil Akhir 1442Mukmin Harus Mencari Ilmu Kebaikan

ONE  DAY  ONE  HADITS
Jum'at, 5 Februari 2021/ 23 Jumadil Akhir 1442

Mukmin Harus Mencari Ilmu Kebaikan

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
( لَن يَشبَعَ المُؤمِنُ مِن خَيرٍ يَسمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنتَهَاهُ الجَنَّةُ ) 

Dari abu Said al Khudri dari Rasulullah saw. Bersabda “ Orang yang beriman itu tidak pernah puas mendengarkan hal-hal yang baik sampai dia mencapai syurga”[Hr. At-Tirmidzi] dan dishahihkan Al-Hakim(4/129)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Dalam hadits diatas di sebutkan bahwa seorang Mukmin harus mencari ilmu kebaikan, baik kebaikan untuk di dunia maupun di akhirat yang kelak bisa mengantarkannya menuju nikmat Allah yaitu Surga. 
2- Mukmin yang mencari ilmu kebaikan harus berfikir secara Islami. 3- Agama Islam menganjurkan mempergunakan akal pikiran untuk menganalisa, meneliti semua makhluk dan alam benda ciptaan Allah ini, agar iman dan keyakinan semakin hidup dan semakin tinggi mutunya. 
4- Manusia melihat semua alam ciptaan Allah Ta’ala yang ditangkap oleh penglihatan, dipikir di dalam alam pikirnya, dirasakan pertimbangannya dalam hati, sebagai anugerah Tuhan yang perlu dimanfaatkan sebagai ibadah.
5- Berfikir itu pelita yang hidup di dalam hati manusia. Ia merupakan jalannya perasaan yang dikirimkan melalui otak manusia untuk dilaksanakan oleh aggota badan dan panca indera. Hamba Allah yang suka berfikir, akan menghidupkan ruhaninya, menyegarkan otaknya, dan menyegarkan pelaksanaan ibadahnya.
6- Mukmin yang berfikir secara Islami pada umumnya akan mencari ilmu kebaikan. Sehingga dengan ilmu kebaikan itulah karakter atau akhlak seorang mukmin dapat terbentuk. 

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

فَبَشِّرْ عِبَادِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

Oleh itu gembirakanlah hamba-hambaKu yang berusaha mendengar perkataan-perkataan yang sampai kepadanya lalu mereka memilih dan menurut akan yang sebaik-baiknya (pada segi hukum ugama); mereka itulah orang-orang yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal sempurna.
[Surat Az-Zumar :17- 18].Lr

ONE DAY ONE HADITSKamis, 4 Februari 2021/ 22 Jumadil Akhir 1442Malu adalah Sebagian daripada Iman

ONE  DAY  ONE  HADITS
Kamis, 4 Februari 2021/ 22 Jumadil Akhir 1442

Malu adalah Sebagian daripada Iman

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ . [رواه البخاري ]

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah : Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran .
6. Diantara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji)
7. Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
[Surat Al-Ahzab : 53]