Selasa, 19 Januari 2021

DOSA MENGGHIBAH DAN KAFARAT GHIBAH

KEDERMAWANAN YANG PALING BURUK

 BBG AL ILMU

🌴🌴🌴
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata,

“Kedermawanan yang paling buruk adalah dermawan memberikan pahalamu kepada orang lain dengan ghibah, namimah, dusta, cacian dan makian..”

[ Majmu’ Fatawa 8/454 ]


🌴🌴🌴
KAFARAT GHIBAH…

BBG AL ILMU

‏قال العلامة ابن عثيمين رحمه الله :
.
كفارة الغيبة إن علم صاحبك ، فاذهب إليه واستسمح منه ، وإن لم يعلم فكفارة ذلك أن تستغفر له ، وأن تذكر صفاته الحميدة في المجلس الذي اغتبته فيه ؛ لأن الحسنات يذهبن السيئات 
.
– لقاء الباب المفتوح

Syaikh ‘Utsaimin rohimahullah berkata,

“Kafarat ghibah jika yang di ghibahi tahu, minta maaflah kepadanya. Jika tidak tahu maka kafaratnya mohon ampunan untuknya dan menyebut kebaikannya di majelis yang kami ghibahi ia. Karena kebaikan menghapus keburukan”

[Liqo al Baabul Maftuh]

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc,  حفظه الله تعالى

========🌴🌴🌴🌴🌴========

Senin, 18 Januari 2021

KISAH RASULULLAH ﷺ : kembali ke Mekkah‏

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 83
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد



Ketika kembali ke Mekkah, keluarganya berkata, 

"Biarlah engkau menceraikan istrimu itu dan kami akan mencarikan bagimu gadis yang jauh lebih cantik daripadanya". 

Namun Abul Ash amat mencintai Zainab sehingga ia berkata, 

"Di Suku Quraisy tidak ada gadis yang dapat menandingi istriku." 

Walau dihalang-halangi orang Quraisy, Abul Ash melepaskan Zainab ke Madinah. Di tengah jalan beberapa orang Quraisy mengganggu unta Zainab sehingga putri Rasulullah ﷺ yang sedang hamil itu jatuh. Ketika itulah Zainab mengalami keguguran kandungannya.

Beberapa waktu kemudian,  Abul Ash pergi membawa barang-barang dagangan Quraisy, namun saat tiba di dekat Madinah, sebuah pasukan patroli muslim memergokinya. Mereka pun menyita semua barang bawaan. 

Abul Ash diam-diam berlindung dalam gelapnya malam. Abul Ash masuk ke Madinah dan meminta perlindungan kepada Zaenab. Zainab pun melindunginya.

Mengetahui hal itu, kaum muslimin mengembalikan barang-barang dagangan yang dibawa Abul Ash, dia pun segera pulang ke Mekah dan mengembalikan semua barang itu, kemudian berkata,

"Masyarakat Quraisy! Masih adakah dari kamu yang belum mengambil barangnya?."

"Tidak ada," jawab mereka. 
"Engkau ternyata orang jujur dan murah hati."

Ketika itu Abul Ash pun masuk Islam dan kembali ke Madinah. Dengan bahagia Rasulullah ﷺ mengembalikan Zainab kepada Abul Ash sebagai seorang istri.


Al-Qur'an Berbicara Seputar Peperangan

Berkenaan dengan peperangan tersebut turunlah surat Al-Anfal. Surat ini merupakan "komentar Ilahi" terhadap peperangan tersebut. Komentar tersebut sangat berbeda dengan komentar-komentar yang dikemukakan oleh para raja dan panglima perang setelah meraih kemenangan.

Pertama, Allah mengalihkan pandangan kaum muslimin untuk melihat segala kekurangan akhlak yang masih ada pada diri mereka dan sebagainya, agar mereka berupaya untuk menyempurnakan jiwa mereka dan membersihkannya dari kekurangan-kekurangan tersebut.

Kemudian, Allah memuji segala hal yang ada dalam kemenangan tersebut berupa pertolongan Allah secara ghaib kepada kaum muslimin. Hal itu dikemukakan kepada mereka agar mereka tidak terpedaya dengan keberanian mereka, sehingga jiwa mereka menjadi sombong. Bahkan, agar mereka bertawakkal kepada Allah, menaati-Nya dan menaati Rasulullah ﷺ.

Kemudian, Dia menjelaskan tujuan mulia yang melandasi Rasulullah ﷺ terjun dalam peperangan berdarah tersebut dan menunjukkan kepada mereka sifat-sifat dan akhlak yang dapat menyebabkan kemenangan dalam peperangan.

Kemudian, berbicara kepada kaum musyrikin, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi, dan para tawanan perang. Dia menasehati mereka secara baik dan membimbing mereka untuk tunduk kepada kebenaran. Selanjutnya, berbicara kepada kaum muslimin seputar masalah perampasan barang dan menetapkan prinsip-prinsip masalah tersebut kepada mereka. 

Setelah itu, Dia menjelaskan dan menetapkan undang-undang peperangan dan perdamaian yang sangat mereka butuhkan setelah dakwah Islam memasuki fase tersebut, sehingga peperangan kaum muslimin berbeda dengan peperangan orang-orang jahiliyah. Kaum muslimin memiliki kelebihan dalam hal akhlak dan nilai dan menegaskan kepada dunia bahwa Islam bukan sekedar teori, namun juga mendidik penganutnya secara praktis di atas asas dan prinsip yang diserukan oleh-Nya.

Kemudian menetapkan beberapa ketentuan dari undang-undang negara Islam yang menjelaskan tentang perbedaan antara kaum muslimin yang tinggal di dalam batas negara Islam dan kaum muslimin yang tinggal di luar batas negara Islam. 

Pada tahun kedua Hijriah, diwajibkan Shaum Ramadhan, diwajibkan zakat fitrah, dan dijelaskan nisab-nisab zakat yang lain. Diwajibkannya zakat fitrah, serta meringankan beban yang dipikul oleh sejumlah besar kaum Muhajirin, karena mereka adalah kaum fuqara yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Di antara peristiwa yang terindah adalah hari raya pertama bagi kaum muslimin yang jatuh pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah meraih kemenangan dalam Perang Badar. 

Alangkah indahnya hari raya yang membahagiakan itu, yang Allah berikan kepada mereka setelah mereka meraih kemenangan dan kemuliaan. Alangkah indahnya pemandangan sholat Ied yang mereka lakukan setelah mereka keluar dari rumah-rumah mereka sambil mengumandangkan takbir, tauhid, dan Tahmid. Hati mereka penuh dengan harapan kepada Allah, rindu kepada rahmat dan keridhaan-Nya. Setelah Allah berikan berbagai nikmat kepada mereka dan didukung dengan pertolongan-Nya. Hal itu diingatkan kepada mereka dengan firman-Nya: Qur'an surat Al-Anfal (Al-Anfal, 8:26).

وَ اذۡکُرُوۡۤا اِذۡ اَنۡتُمۡ قَلِیۡلٌ مُّسۡتَضۡعَفُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ تَخَافُوۡنَ اَنۡ یَّتَخَطَّفَکُمُ النَّاسُ فَاٰوٰىکُمۡ وَ اَیَّدَکُمۡ بِنَصۡرِہٖ وَ رَزَقَکُمۡ مِّنَ الطَّیِّبٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَشۡکُرُوۡنَ

"Dan ingatlah para Muhajirin ketika kamu masih berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi (Mekah) kamu takut orang-orang Mekah akan menculik kamu, maka Allah memberikan kamu tempat menetap (Madinah), mendukung kamu dengan pertolongan-Nya dan memberi rizki kamu dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.


Bersambung...
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : Berbagai Operasi Militer antara Badar dan Uhud

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 84
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد




Berbagai Operasi Militer antara Badar dan Uhud

Perang Badar merupakan awal pertarungan bersenjata antara kaum muslimin dan kaum musyrikin dan merupakan peperangan yang menentukan; kaum muslimin memperoleh kemenangan besar yang diakui oleh seluruh orang Arab. Orang yang menyesali akibat perang tersebut adalah mereka yang secara langsung memperoleh kerugian berat, yaitu kaum musyrikin atau orang-orang yang memandang kemuliaan dan kemenangan kaum muslimin merupakan pukulan telak terhadap eksistensi keagamaan dan perekonomian mereka, yaitu kaum Yahudi.

Sejak kaum muslimin meraih kemenangan dalam Perang Badar, dua kelompok tersebut menyimpan amarah terhadap kaum muslimin.

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Surah Al-Ma'idah (5:82)

‘Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.’

Di Madinah, terdapat para pendukung dua kelompok tersebut dan mereka berpura-pura masuk Islam tatkala tidak ada tempat lagi untuk meraih kewibawaan mereka. Mereka adalah Abdullah bin Ubay dan teman-temannya;  kelompok ketiga ini lebih besar lagi kemarahannya daripada dua kelompok di atas.

Di samping itu, terdapat kelompok keempat, mereka adalah orang-orang Baduy yang tinggal di sekitar Madinah. Masalah kekufuran dan keimaman mereka tidaklah menjadi perhatian bagi mereka, tetapi mereka adalah para perampok dan perampas. Mereka mulai goncang karena kemenangan yang diraih kaum muslimin. Mereka khawatir akan tegak di Madinah suatu negara yang kuat, yang akan menghalangi mereka untuk meraih kesuksesan atau kekuatan melalui perampokan dan perampasan, sehingga mereka pun membenci kaum muslimin dan menjadi musuh mereka.


Perang Bani Sulaim

Berita pertama yang disampaikan oleh utusan dari Madinah kepada Nabi ﷺ setelah Perang Badar adalah Bani Sulaim. Bani Sulaim ini berasal dari kabilah Ghathafan. Mereka menggalang kekuatannya untuk menyerang Madinah.

Nabi ﷺ dengan pasukan kavaleri yang berkekuatan 200 personel mendatangi kabilah tersebut di perkampungannya. Sesampainya beliau di wilayah mereka di daerah al-Kudr, Bani Sulaim melarikan diri dan meninggalkan 500 ekor unta. Mereka meninggalkan untanya di suatu lembah yang dikuasai oleh pasukan Madinah.

Unta-unta tersebut diambil seperlimanya oleh Rasulullah ﷺ . Rasulullah membagikan unta-unta tersebut kepada para sahabatnya. Setiap orang mempunyai dua ekor onta. 

Beliau juga mendapatkan seorang budak yang bernama Yasar yang kemudian dibebaskan.

Di perkampungan Bani Sulaim tersebut, Nabi ﷺ  tinggal selama tiga hari. Kemudian beliau kembali ke Madinah.

Peperangan tersebut terjadi pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah, 7 hari setelah pulang dari Perang Badar. Dalam peperangan tersebut, Nabi ﷺ  menyerahkan urusan Madinah kepada Siba' bin Arfatah.


Persekongkolan untuk Membunuh Nabi Muhammad

Kekalahan kaum musyrikin dalam Perang Badar menimbulkan dampak yang mendalam. Kaum Quraisy di Mekah menjadi marah dan mulai meluap-luap emosinya terhadap Nabi Muhammad ﷺ.

Ada dua orang tokoh Quraisy yang melakukan persekongkolan untuk membunuh nabi Muhammad ﷺ. 

Tidak beberapa lama seusai Perang Badar, Umair bin Wahab Al jami' dan Safwan Bin Umayyah duduk bersama di sebuah batu. Umair adalah salah seorang "Syaithan" Quraisy yang selalu menyakiti Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat beliau ketika masih berada di Mekkah.  Sedangkan anaknya yang bernama Wahab bin Umair menjadi tawanan Badar. Umair menyebutkan para tokoh korban perang Badar, lalu Sofwan berkata, 

"Sesungguhnya setelah kematian mereka akan datang kehidupan yang baik."

Umair berkata kepadanya, 
"Sungguh,  kamu benar. Demi Allah, seandainya aku tidak mempunyai tanggungan hutang dan tidak khawatir terlantar setelah aku mati, pasti aku akan mendatangi Muhammad dan membunuhnya. Aku mempunyai alasan , yaitu anakku yang menjadi tawanan mereka."

Safwan pun menjawab, 
"Utangmu aku tanggung, aku yang akan melunasinya, dan keluargamu bersama keluargaku selama mereka masih hidup. Hal itu tidak berat bagiku". 

Umair kemudian berkata, 
"Rahasiakanlah persoalan ini, akan kulakukan."

Selanjutnya, Umair mengambil pedangnya, lalu dia berangkat ke Madinah. Ketika sudah sampai di pintu masjid dia menderumkan untanya. Terlihat olehnya Umar Ibnul Khattab yang sedang berbincang-bincang dengan beberapa orang dari kaum muslimin tentang kemenangan perang Badr. 

Maka Umar berkata, 
"Ini musuh Allah." 
"Umair tidaklah datang kecuali untuk maksud jahat."

Kemudian Umar masuk mendatangi Nabi Muhammad ﷺ seraya berkata, 

"Wahai nabi Allah, Umair musuh Allah telah datang dengan menyandang pedangnya."

Nabi menjawab, 
"Suruhlah masuk menemui aku."

Umar pun menemui Umair, dan sambil menarik tali pedang Umair ia berkata kepada beberapa orang dari kaum Anshor, 

"Masuklah, temui Rasulullah ﷺ  dan duduklah di sisi beliau, serta jagalah beliau dari orang jahat ini, karena dia perlu diwaspadai." 


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7