Sabtu, 26 Desember 2020

KISAH RASULULLAH ‎ﷺBagian ‎45اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدKetabahan Khadijah

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 45
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Ketabahan Khadijah

Khadijah-lah yang menjadi teladan bagi semua orang pada saat-saat sulit itu. Beliau adalah keturunan bangsawan dan dibesarkan dalam lingkungan yang mewah. Namun, ketika harus meninggalkan rumahnya yang luas dan tinggal di lembah yang sempit. Khadijah sama sekali tidak menunjukkan keengganan. Beliau mengumpulkan segala kekuatan, keberanian, kemampuan, serta bangkit penuh semangat.

Pada saat-saat itu, air adalah hadiah yang sangat berharga. Khadijah memberikan kepada Ali bin Abu Thalib keping-keping emas untuk membeli air yang kemudian beliau bagikan secara merata kepada semua yang membutuhkan. 

Khadijah adalah bidadari pelindung bagi kaumnya. Beliau amat memperhatikan nasib anak-anak keluarga Bani Hasyim. Setiap kali ada bahan makanan yang berhasil didapatkan, Khadijah mengatur agar anak-anak mendapatkannya lebih dahulu daripada orang dewasa. Setelah itu, beliau mendahulukan kepentingan para orang tua dibandingkan kepentingannya sendiri.

Khadijah selalu menjadikan sabar dan shalat sebagai sumber kekuatannya. Beliau memohon pertolongan Allah setiap saat. Ketika berdoa, Khadijah tidak hanya mendapatkan pertolongan, tetapi juga keberanian, kekuatan, kedamaian, ketenangan, dan kepuasan.

Selama tiga tahun di pengasingan itu, kekayaan Khadijah yang berlimpah itu habis. Sebagian besar harta itu digunakan untuk membeli air. Beliau amat berbahagia karena dapat menggunakan kekayaannya itu untuk menyelamatkan hamba Allah yang paling mulia, Muhammad ﷺ dan keluarganya. Beliau menganggap semua itu adalah sebuah kehormatan, sehingga sangat mensyukurinya.

Di tengah-tengah bencana dan kesusahan itu, Khadijah tetap tegar dalam keimanan. Hal itulah yang menjadi sumber kekuatan yang tidak tergoyahkan bagi orang-orang di sekitar beliau. Khadijah selalu berhubungan dengan Allah lewat shalat. Shalat adalah rahasia keberanian beliau. Perilaku beliau yang tenang dan lembut menjadi pendorong (kekuatan) bagi seluruh anggota Bani Hasyim di tengah-tengah kesulitan itu.

Perhiasan Terindah di Dunia

Islam sangat memuliakan kaum wanita. Rasulullah ﷺ bersabda: 
"Seindah-indahnya perhiasan di muka bumi ini adalah wanita sholihah."

Hikmahnya "Wanita adalah tiang sebuah bangsa. Apabila wanitanya baik, baik pulalah suatu bangsa. Namun, apabila wanitanya jelek, jelek pulalah bangsa itu."

Harta Abu Bakar

Ketika masuk Islam, Abu Bakar memiliki harta sebanyak 50.000 dirham. Beliau membebaskan tujuh budak dengan 400 dirham per orang. Jadi, uang beliau terpakai sebanyak 2.800 dirham, sebagian besar sisanya dipergunakan untuk mempertahankan hidup bersama kaum muslimin di dalam Syi'ib.

Thufail Ad-Dausi

Di tengah-tengah kesulitan itu, Rasulullah yang tidak pernah menyerah, sedikit demi sedikit terus mendapatkan kemenangan. Suatu hari, datanglah seorang bangsawan dan penyair cendekia dari luar Mekah, bernama Thufail Ad-Dausi. Seketika itu juga, orang-orang Quraisy memberinya peringatan, 

"Hati-hati terhadap Muhammad, jangan dengar kata-katanya. Dia telah memecah-belah orang dengan keluarganya. Kami takut jika kamu mendengarnya, kaum kamu juga akan terpecah-belah. Hati-hati dan jangan sekali-kali mendengarkannya!."

Diperingatkan seperti itu, membuat Thufail penasaran. 

"Namun, aku adalah cendekiawan dan penyair. Aku dapat mengenal mana yang baik dan mana yang buruk. Apa salahnya kalau aku mendengarkan sendiri apa yang akan dikatakan orang itu? Jika ternyata baik akan aku terima, kalau buruk akan kutinggalkan."

Setelah berfikir begitu, Thufail Ad-Dausi mengikuti Rasulullah sampai ke rumahnya.

"Tuan benarkah Anda seperti dituduhkan orang?" tanya Thufail, 
"Apa yang Anda bawa dan Anda sampaikan kepada mereka?."

Rasulullah menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an. Hati Thufail segera luluh dan dia pun memeluk Islam. Ketika kemudian ia kembali kepada kaumnya, sebagian mereka langsung memeluk Islam, sebagian yang lain tampak ragu.

Selain Thufail ada dua puluh orang yang diutus masyarakat beragama Nasrani untuk mencari tahu tentang Rasulullah. Begitu bertemu dan berbincang dengan beliau, mereka langsung menyambut, menerima, dan beriman kepada beliau. 

Orang-orang Quraisy menjadi geram dan memaki-maki mereka.

"Kalian ini utusan yang gagal! Kalian disuruh oleh masyarakat seagamamu mencari berita tentang orang itu. Sebelum kamu kenal benar-benar siapa dia, agama kamu sudah kamu tinggalkan dan lalu percaya saja apa yang dikatakannya."

Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Akhnas

Melihat orang-orang di luar Mekah seperti Thufail Ad-Dausi dan orang-orang Nasrani memeluk Islam, para Pembesar Quraisy yang paling gigih memusuhi Rasulullah pun jadi bertanya-tanya, 

"Benarkah yang dibawa Muhammad itu benar?." 

Diam-diam Abu Sufyan pergi pada suatu malam mendekati kediaman Rasulullah. Dia tahu Rasulullah selalu bangun malam dan membaca Al-Qur’an. Saat Abu Sufyan mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan, begitu tenang dan damai hatinya. Suara Rasulullah yang merdu menggema di kalbunya.

Fajar pun tiba dan Abu Sufyan bergegas pulang. Namun saat itu, dia memergoki Abu Jahal juga sedang mendengarkan bacaan Rasulullah. Mereka saling pandang tanpa mampu berkata, lewatlah Akhnas bin Syariq.  Rupanya, Akhnas pun diam-diam pergi mendengarkan Rasulullah membaca Al-Qur’an. Mereka bertiga pun saling menyalahkan.

"Kejadian ini tidak boleh terulang lagi," ujar salah satu dari mereka.  
"Jika masyarakat kita tahu, kedudukan kita akan lemah dan mereka akan berpihak kepada Muhammad."

Ketiganya pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu. 

Namun, pada malam berikutnya, mereka terbawa perasaannya masing-masing seperti kemarin. Tanpa dapat menolak bisikan hati, mereka kembali ke tempat semalam dan mendengarkan ayat Al-Qur’an dibacakan. Hampir Fajar, mereka bertemu dan saling menyalahkan lagi.

Perbuatan itu terulang lagi pada malam ketiga. Ketika mereka saling bertemu pada waktu fajar, kembali mereka saling tuduh. 

Rasa takut kemudian timbul di hati masing-masing. Mereka takut kehilangan kedudukan jika masyarakatnya memeluk Islam. Rasa takut inilah yang membuat mereka berteguh hati untuk membuang jauh-jauh perasaan tenang dan damai yang mereka rasakan saat mendengar bacaan Al-Qur’an. 
 
Setelah itu, tidak seorang pun dari mereka yang kembali ke rumah Rasulullah pada tengah malam untuk mendengarkan beliau secara diam-diam.

Bersambung…

KISAH RASULULLAH ‎ﷺBagian ‎46اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدMengejek Al-Qur'an

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 46
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد


Mengejek Al-Qur'an

أَذَٰلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ
Surah As-Saffat (37:62)
(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.

إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ
Surah As-Saffat (37:63)
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim.

إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ
Surah As-Saffat (37:64)
Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala.

طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ
Surah As-Saffat (37:65)
Mayangnya seperti kepala-kepala syaitan.

Surat Ash-shaffat ayat 62-65 menjelaskan tentang makanan orang di neraka berupa buah zaqqum. 
Abu Jahal mengatakan bahwa pohon zaqqum itu tentunya seperti kurma Yatsrib yang dapat kamu santap. 

Kemudian, Allah menghina Abu Jahal dalam Surat Ad-Dukhan ayat 43 - 49 .

إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ
Surah Ad-Dukhan (44:43)
Sesungguhnya pohon zaqqum itu,

طَعَامُ الْأَثِيمِ
Surah Ad-Dukhan (44:44)
makanan orang yang banyak berdosa.

كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ
Surah Ad-Dukhan (44:45)
(Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,

كَغَلْيِ الْحَمِيمِ
Surah Ad-Dukhan (44:46)
seperti mendidihnya air yang amat panas.

خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَىٰ سَوَاءِ الْجَحِيمِ
Surah Ad-Dukhan (44:47)
Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka.

ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ
Surah Ad-Dukhan (44:48)
Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.

ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ
Surah Ad-Dukhan (44:49)
Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.


Abdullah bin Ummi Maktum

Seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum bertanya, 
"Ada seseorang bernama Muhammad yang membawa ajaran baru?," temannya mengiyakan.

"Ajaran yang mengajak meyembah Tuhan Yang Mahatinggi?," tanya Abdullah bin Ummi Maktum lagi.

"Benar."

"Tuhan itu tidak bisa diraba seperti berhala?."

"Betul, Abdullah bin Ummi Maktum. Begitulah yang diajarkannya."

Abdullah bin Ummi Maktum termenung sambil menggosok-gosok ujung jemari tangannya.

"Tuhan yang tidak bisa diraba?," pikir Abdullah bin Ummi Maktum, 
"Padahal ujung jariku ini sudah mengenal betul berhala-berhala. Aku bahkan bisa membedakan Latta dan Uzza dengan memegang hidung mereka. Seandainya aku bisa bertemu sendiri dengan Muhammad!."

Dipenuhi rasa ingin tahu yang besar, Abdullah bin Ummi Maktum menemui Rasulullah. Sayang sekali, saat itu Rasulullah sedang menyampaikan ayat-ayat Al Qur'an kepada Walid bin Mughirah. Ia adalah seorang pembesar Quraisy yang sangat diharapkan keislamannya.

Akan tetapi, Abdullah bin Ummi Maktum tidak mengetahui kehadiran Walid, karena buta, dia terus mendesak, mendesak, dan mendesak Rasulullah agar saat itu juga menerangkan tentang Islam kepadanya. 

Karena tidak tahan didesak terus, sedangkan beliau sedang mendakwahi seorang tokoh penting, Rasulullah membuang wajah beliau.

Saat itu, firman Allah turun untuk menegur beliau, 
(QS 'Abasa, 80 ayat 1-6)

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ
Surah 'Abasa (80:1)
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,

أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
Surah 'Abasa (80:2)
karena telah datang seorang buta kepadanya.

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ
Surah 'Abasa (80:3)
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),

أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ
Surah 'Abasa (80:4)
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ
Surah 'Abasa (80:5)
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,

فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ
Surah 'Abasa (80:6)
maka kamu melayaninya.

Demikianlah, Allah sangat menjaga utusan-Nya dari kesalahan, bahkan untuk kesalahan sekecil itu. Apalagi Rasulullah adalah orang yang sangat halus perasaanya sehingga jika akan merugikan orang miskin atau orang lemah, beliau merasa takut.

Karena Dengki

Kebanyakan para pembesar Quraisy tidak mau mengikuti Nabi bukan karena lebih yakin dengan berhala, melainkan lebih karena dengki, mengapa Muhammad diangkat menjadi Nabi, bukan mereka?. 

Walid bin Mughirah berkata, "Wahyu didatangkan kepada Muhammad bukan kepadaku, padahal aku kepala dan pemimpin Quraisy, juga tidak kepada Abu Mas'ud Amr bin Umair Ats Tsaqafi sebagai pemimpin Tsaqif. Kami adalah pembesar-pembesar dua kota."

Bersambung…

Penegakan Hukuman Bagi Orang-orang yang Zhalim

ONE  DAY  ONE  HADITS
Jum'at, 18 Desember 2020 / 4 Jumadil Awwal 1442

Penegakan Hukuman Bagi Orang-orang yang Zhalim

عن أَبي هريرة رضي الله عنه: أن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((لَتُؤَدُّنَّ الحُقُوقَ إِلَى أهْلِهَا يَومَ القِيَامَةِ، حَتَّى يُقَادَ للشَّاةِ الجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ القَرْنَاءِ)). رواه مسلم. 

Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w., bersabda:

"Nescayalah engkau itu akan menunaikan - memberikan - hak-hak itu kepada ahlinya - pemiliknya - pada hari kiamat, sehingga dibimbinglah kambing yang tak bertanduk dari kambing yang bertanduk - yakni kambing tak bertanduk itu akan memberikan balasan menyakiti kepada kambing yang bertanduk sesuai dengan perbuatan yang bertanduk itu ketika di dunia." (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Termasuk keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah menegakkan qishash(hukuman)di antara makhluk di hari kiamat.
2- Tidak ada makhluk yang dizhalimi di dunia oleh yang lain kecuali akan Allah kembalikan haknya di hari kiamat, bahkan diantara hewan.
3- Akan didatangkan orang yang zhalim dan yang di zhalimi, sekecil apapun kezhaliman tersebut, baik berupa;
⑴ Kezhaliman harta
Seperti: pencurian, perampokan, penipuan, hutang.
⑵ Kezhaliman kehormatan
Seperti: umpatan, ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), tuduhan palsu.
⑶ Kezhaliman fisik
Seperti: pemukulan, pembunuhan dan lain-lain.
4- Oleh karena itu seorang Muslim di dunia apabila berbuat zhalim maka hendaknya:
- Bersegera untuk minta maaf.
- Dan mengembalikan hak orang yang pernah dia zhalimi.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Orang yang dizhalimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal.
Akan tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan, karena dengan demikian justru dia menjadi orang yang zhalim yang akan diambil kebaikannya.
Dan apabila dia memaafkan maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan pahala yang besar.

وَجَزَٲٓؤُاْ سَيِّئَةٍ۬ سَيِّئَةٌ۬ مِّثۡلُهَا‌ۖ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُ ۥ عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّـٰلِمِينَ

“Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal.
Dan barang siapa yang memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mencintai orang-orang yang zhalim.”
[QS Asy Syura: 40]