Kamis, 04 Maret 2021

ONE DAY ONE HADITS : Luasnya Pengampunan Allah Subhanahu wata'ala

ONE  DAY  ONE  HADITS
Jum'ah, 26 Februari 2021/ 14 Rajab 1442

Luasnya Pengampunan Allah Subhanahu wata'ala 

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]

Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits :

1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-kan.
2. Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat.
3. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar.
4. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Kemurahan Allah ta’ala :

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik".
[Surat Al-Mumenoon : 118]

2. Tidak putus asa untuk bertaubat : 

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Surat Az-Zumar : 53]

Jumat, 12 Februari 2021

Imlek Hujan Terus? Benarkah Berkah Buat Kita semua dan Karena Mereka?

 Mungkin banyak saudara kita yang tanpa sadar mengaitkan lebaran Imlek dengan Kesuburan berkah hujan yang menyirami bumi?

Hemmm ini bukan asu[an jempol belaka tapi masih banyak yang mengidentifikasikan Keberkahan dan kesuburuan dengan datangnay hari Raya Umat China ini dengan mengatakan " LEBARAN CHINO BERKAH SUBUR MAKMUR " jika anda tidak mungkin di sebagaian kami yang berbuat demikian...

Rabu, 10 Februari 2021

SIRAH NABAWIYAH : MEMBAYAR DIYAT

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 104
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Membayar Diyat

Alangkah berdukanya Rasulullah ﷺ. Pilu yang amat sangat terasa oleh Beliau akibat pembantaian itu. Alangkah susah payahnya beliau menahan duka cita. Dengan lirih Beliau berkata ini adalah tanggung jawab Abu Bara, sudah sejak semula aku berat hati dan khawatir sekali.

Abu Bara juga sangat terkejut. Terpukul sekali dengan pengkhianatan yang dilakukan Amir bin Ath Thufail. Abu Bara merasa amat terhina, tidak disangkanya Amir bin Ath Thufail melanggar perlindungan yang diberikan kepada kaum muslimin. Tindakan itu sama dengan mencoreng arang di dahi Abu Bara, anak Abu Bara sangat memahami perasaan ayahnya. Pemuda bernama Rabi'a itu bangkit.

"Aku akan menghukum Amir bin Ath Thufail dengan kedua tanganku sendiri." 

Setelah berkata begitu, Rabi'a pun pergi sambil memanggul tombak. Sampai di tempat Amir bin Ath Thufail, Rabi'a menghampiri orang itu. Dengan mata menyala. Tanpa sempat dicegah siapa pun, Rabi'a menghantamkan tombaknya. Dan Amir bin AthThufail pun rubuh. 

Begitu dalamnya duka cita Rasulullah ﷺ atas kematian para sahabatnya sampai selama 30 hari penuh beliau harus mendoakan mereka. Dalam doa yang dibacakan setiap selesai sholat subuh itu, beliau juga berdoa, semoga Allah mengadakan pembalasan terhadap mereka yang telah membunuh para sahabatnya.

Namun di tengah duka yang begitu dalam, Rasulullah ﷺ tidak lupa untuk berbuat adil. Begitu mendengar bahwa ada dua orang sahabat kaum muslimin yang terbunuh dengan tangan Amir bin Umayyah, Rasulullah ﷺ segera berkata, 

"Engkau telah membunuh dua orang berarti aku harus membayar diyat (uang tebusan) kepada keluarga mereka."


Peristiwa Bi'ir Maunah ini menimbulkan keberanian di hati musuh-musuh kaum muslimin di Madinah. Gugurnya para sahabat Rasulullah ini membuat orang-orang Yahudi bani Nadhir semakin berani. Padahal setelah Bani Qainuqa terusir, Bani Nadhir lebih memilih diam karena dicekam ketakutan. Namun setelah perang Uhud dan terakhir di tragedi di Bi'ir Maunah mereka mulai bertindak lebih berani. 

Mereka menunggu kesempatan untuk membunuh Rasulullah ﷺ sendiri. 
Tanpa mereka duga kesempatan itu segera datang.


Pengkhianatan Yahudi

Sesuai dengan perjanjian antara kaum muslimin dan orang Yahudi. Bani Nadhir diharuskan ikut membayar diyat yang harus dibayarkan kaum muslimin kepada keluarga orang yang terbunuh dari Bani Amir. 

Karena itulah, Rasulullah ﷺ datang ke tempat Bani Nadhir di Quba. Beliau disertai 10 sahabat terkemuka di antaranya Abu Bakar,  Umar Bin Khattab, dan Ali Bin Abi Thalib. Setelah sholat berjamaah di Masjid Quba, Rasulullah ﷺ  dan rombongannya memasuki perkampungan Bani Nadhir. 

Setelah mengetahui maksud kedatangan beliau, orang-orang Bani Nadhir menunjukkan wajah yang manis, 

"Kami akan membantumu Muhammad, sekarang duduklah di sini biar kami menyiapkan dulu keperluanmu."

Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya duduk di tepi rumah beratap tinggi milik salah seorang Yahudi. 

Sementara itu, orang-orang Bani Nadhir tidak menyiapkan uang untuk membantu membayar diyat, melainkan malah berkasak-kusuk perihal rencana jahat mereka.

"Tidak ada lagi kesempatan sebagus ini untuk membunuh Muhammad," ucapan salah seorang pemuka Yahudi.

"Engkau benar," ujar seorang Yahudi lain dengan mata berkilat.  

"Pada waktu lain, sangat susah membunuh Muhammad karena ia selalu berada di tengah-tengah sahabatnya. Kini justru Muhammad datang di tengah kita. Jika kita biarkan kesempatan ini akan berlalu begitu saja."

Akhirnya orang-orang Yahudi itu sepakat untuk membunuh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

"Namun bagaimana cara kita membunuh dia?," tanya seorang kebingungan.

Semua terdiam sejenak, lalu seseorang yang berwajah licik berjalan mengambil batu penggilingan yang besar dan berat sambil berkata, 

"Siapakah di antara kalian yang mau mengambil batu penggilingan ini lalu naik ke atap rumah dan menjatuhkannya ke kepala Muhammad sampai remuk?." 

Majulah seseorang yang paling jahat di antara mereka, Amir bin Jahsy. "Aku!." 

"Jangan lakukan itu!," cegah Sallam bin Miskam. Rupanya ia salah satu orang yang berpikiran jernih di tempat itu. 

"Demi Allah, Allah pasti memberi tahu Muhammad tentang rencana kita. Sesungguhnya, perbuatan itu merupakan pelanggaran terhadap perjanjian antara kita dan dia!." 

Namun yang lain tidak peduli, mereka tetap menjalankan rencana jahat itu.


Rasulullah Selamat

Jibril pun turun memberitahu Rasulullah ﷺ tentang rencana jahat itu. Seketika itu juga, beliau bangkit dan pergi dengan cepat seolah-olah ada sesuatu keperluan. Para sahabat yang menyertai beliau sama sekali tidak diberi tahu apa-apa. Karena itu, mereka menunggu Rasulullah ﷺ kembali. 

Kini giliran orang-orang Yahudi yang kebingungan. Mendadak saja rencana mereka gagal. Karena itu, mereka bermanis-manis wajah kepada para sahabat yang menunggu untuk menghilangkan kesan buruk. 

Setelah cukup lama menunggu Rasulullah tidak kembali, para sahabat Rasulullah memutuskan untuk pulang mencari beliau. Mereka menemukan Rasulullah ﷺ telah berada di masjid Madinah.

"Ya Rasulullah, tiba-tiba saja Tuan pergi sedangkan kami tak menyadari," kata para sahabat.

Rasulullah ﷺ tahu rencana jahat Yahudi Bani Nadhir terhadap dirinya. Beliau pun memanggil Muhammad bin Maslamah untuk menyampaikan pesan beliau kepada Bani Nadhir.

Muhammad bin Maslamah berkata di hadapan orang-orang Yahudi, 

"Tinggalkan Madinah dan jangan hidup bertetangga denganku. Kuberi waktu 10 hari. Siapa saja yang masih kutemui setelah itu akan kupenggal lehernya."


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : Khubaib bin Adiy

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 103
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Khubaib bin Adiy

Khubaib bin Adiy sedang berada di dalam penjara. Orang-orang Mekah menyeretnya keluar untuk disalib di hadapan umum.

Sebelum naik kayu salib, Khubaib bertanya,

"Dapatkah kamu membiarkan aku sekedar melakukan shalat dua rakaat?."

Permintaan itu dikabulkan. Khubaib melakukan sholat dua rokaat dengan baik dan sempurna. Setelah sholat ia membalikkan badannya, menghadapi semua orang. Lalu berkata, 

"Kalau bukan karena kamu akan menyangka aku sengaja memperlambat karena takut dibunuh, niscaya aku masih akan shalat lebih banyak lagi." 

Setelah itu, orang-orang Quraisy menaikkan ke atas tunggak kayu.

Dengan mata sayu, Khubaib memandangi orang-orang yang menontonnya sambil berseru,

"Ya Allah hitungkan jumlah mereka itu, binasakan mereka dalam keadaan tercerai berai, jangan biarkan hidup seorang pun!." 

Mendengar suara yang keras itu, para penonton gemetar. Sebagian dari mereka bahkan merebahkan diri seolah-olah takut terkena kutukan. Sesudah itu, Khubaib dibunuh.  

Seperti halnya Zaid, Khubaib pun gugur sebagai syahid yang memegang teguh amanat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dua roh suci ini melayang memasuki surga yang dijanjikan. 

Seandainya mau, terus saja mereka dapat menyelamatkan diri mereka. Keduanya tinggal berkata bahwa mereka akan kembali ke agama nenek moyang dan orang-orang Quraisy bersenang hati menerima para prajurit segagah mereka. 

Namun keyakinan keduanya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan hari kemudian sudah sedemikian tinggi. Keimanan mereka sudah sekokoh karang dan tidak bisa lagi dikikis oleh siksaan atau tawaran harta duniawi.

Mereka melihat maut bukan sebagai akhir segalanya, namun justru sebagai cita-cita hidup di dunia ini. Lagi pula mereka yakin bahwa darah mereka yang tumpah akan memanggil-manggil saudara-saudara muslim mereka supaya memasuki Kota Mekah sebagai pemenang.

Saudara-saudara muslim mereka akan menghancurkan pertahanan dan perbuatan syirik. Kesucian sebagai rumah Allah akan dipulihkan. Tidak ada lagi nama berhala yang disebut kecuali nama-nama Allah yang Mahasuci.


Rasulullah Berduka

Rasa duka menyelimuti Madinah, awan tampak bergumpal-gumpal. Mendung di hati Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin membuahkan air mata duka yang membasahi pipi. Penyair Rasulullah, Hasan bin Tsabit membacakan syair-syair duka untuk mengenang kepergian enam orang syuhada itu. 

Beban di benak Rasulullah terus bertambah berat. Beliau khawatir kejadian seperti itu akan terulang lagi. Orang-orang Arab yang masih membenci kaum muslimin akan terdorong melakukan hal serupa di kemudian hari. 

Tiba-tiba datanglah Abu Bara Amir bin Malik seorang pemuka masyarakat di daerah Najd. Rasulullah ﷺ pun menawarkan kepadanya, agar ia mau memeluk agama yang mulia ini. Namun Abu Bara menolak. 

Meskipun demikian Abu Bara tidak menunjukkan sikap yang memusuhi Islam. Ia bahkan berkata, 

"Muhammad saya mempersilahkan engkau mengutus sahabat-sahabatmu ka Najd dan mengajak mereka itu mau menerima ajaranmu.  
Saya berharap banyak orang yang akan memeluk Islam."

Ini adalah sebuah peluang besar, namun Rasulullah ﷺ masih khawatir. Beliau takut akan terjadi pengkhianatan lagi terhadap para sahabatnya. Dia tidak bisa segera menjawab permintaan Abu Bara. Melihat keraguan di wajah Rasulullah ﷺ. Abu Bara pun mengerti.

"Saya menjamin mereka!," tegas Abu Bara. 
"Kirimkanlah utusan ke sana untuk mengajak mereka menerima ajaran-Mu."

Rasulullah ﷺ melihat kejujuran di mata Abu Bara, beliau juga tahu bahwa Abu Bara adalah orang yang dapat dipercaya. Dia adalah orang yang ditaati masyarakatnya. Setiap kata-katanya akan dituruti orang-orang Najd. Siapa pun yang sudah pernah diberikan perlindungan oleh Abu Bara,  tidak pernah diganggu oleh orang lain.

Berdasarkan pertimbangan ini dan peluang besar berkembangnya Islam di Jazirah Arabia. Rasulullah ﷺ memanggil Al Mundir bin Amr dari bani Sa'idah. Beliau menugasi Al Mundir memimpin 70 orang muslim pilihan untuk menyebarkan ajaran Islam di Najd. 

Rombongan dai itu pun berangkat dengan penuh harap akan datangnya kebaikan. Apakah benar mereka akan diterima dengan baik atau sebaliknya, malah dikhianati.


Tragedi Bi'r Maunah

Ketika tiba di Najd, tepatnya di Bi'r Ma'unah, ke 70 muslim itu berhenti. Daerah itu terletak di antara wilayah Bani Amir dan Bani Sulaim. Al Mundir mengutus Haram bin Milhan menemui Amir bin Ath Thufail,  pemimpin bani Sulaim. Haram ditugasi menyampaikan surat Rasulullah ﷺ kepada pemimpin-pemimpin Najd,  Namun Amir bin Ath Thufail sama sekali tidak membaca surat Rasulullah ﷺ itu. Ia bahkan memerintahkan agar Haram bin Milhan dibunuh.

Setelah itu, Amir meminta bantuan Bani Amir untuk membunuh kaum muslimin yang lain. Bani Amir menolak karena mereka adalah suku Abu Bara. Mereka tidak ingin melanggar perlindungan yang diberikan pemimpin mereka sendiri. 

Amir bin Ath Thufail  cepat berpaling ke suku-suku Najd yang lain. Beberapa suku menyatakan dukungan atas pengkhianatan Amir. Dengan cepat mereka berkumpul dan berangkat mengepung sahabat-sahabat Rasulullah ﷺ di Bi'r Mau'nah.

Mulai curiga karena Haram bin Milham tidak kunjung kembali, kaum muslimin di Bi'ir Mau'nah mulai meningkatkan kewaspadaan. Namun segala tindakan untuk menarik diri dari tempat itu sudah terlambat, karena dari segala penjuru para prajurit Najd muncul mengepung. 

Segera saja kaum muslimin mencabut pedang dan siap bertarung. Pertempuran tidak seimbang segera pecah. Para Dai itu bertempur mati-matian tanpa sedikit pun niat untuk menyerah. Al Mundir yang saat itu tengah menengok ternak yang menjadi perbekalan mereka, berlari dan terjun ke pertempuran. Hampir seluruh sahabat Rasulullah ﷺ di Bi'ir Mau'nah gugur kecuali dua orang.

Kaab bin Said disangka telah mati, namun begitu pasukan Najd pulang, Ka'ab bangun dan pulang ke Madinah dengan tubuh dipenuhi luka. 
Satu orang lagi bernama Amir bin Umayyah. 

Di tengah perjalanan pulang ke Madinah, Amir bin Umayyah bertemu dua orang yang mencurigakan. Dikiranya kedua orang itu termasuk pasukan yang menyergap dan membunuh para sahabatnya. Pada tengah malam Amir menyerang dan berhasil membunuh kedua orang itu.

Sampai di Madinah Amir mengakui semuanya, termasuk dua orang yang ia bunuh. Namun kedua orang itu ternyata bukanlah musuh. Mereka justru termasuk suku bani Amir yang telah terikat perjanjian jiwar atau bertetangga baik dengan kaum muslimin.


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : Peristiwa Ar-Raji

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 102
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Peristiwa Ar-Raji

Rasulullah ﷺ selalu siap mengirim para sahabatnya untuk mengajarkan Islam kepada setiap suku yang memerlukan. Karena itu dengan prasangka baik Rasulullah memenuhi permintaan Bani Hudzail. 
Saat itu utusan Hudzail berkata, 

"Muhammad di kalangan kami ada beberapa orang Islam, kirimkanlah beberapa orang sahabat Tuan bersama kami yang kelak akan dapat mengajarkan hukum Islam dan Alquran kepada kami." 

Enam orang sahabat besar diutus dan pergi bersama rombongan penjemput dari Hudzail. 
Pengkhianatan terjadi ketika mereka sampai di pangkalan air Ar Raji milik Bani Hudzail, enam orang sahabat itu dikepung. Begitu sadar bahwa mereka masuk dalam perangkap, keenam dai itu mencabut pedang. Hanya senjata itu yang mereka bawa namun di wajah mereka tidak terlihat terasa gentar sedikit pun.

Orang-orang Hudzail berkata, 

"Demi Tuhan, kami tidak ingin membunuh kalian. Kalian akan kami jual kepada penduduk Mekah sebagai tawanan. Kami berjanji atas nama Tuhan kami bahwa kami tidak bermaksud membunuh kalian, karena itu menyerahlah."

Keenam sahabat itu saling berpandangan mereka menyadari bahwa apabila mereka dibawa ke Mekah sebagai tawanan, mereka pasti akan disiksa habis-habisan dan dibunuh. Itu berarti pengkhianatan besar yang lebih berat daripada pembunuhan biasa. 

Setelah saling sepakat dalam hati, salah seorang sahabat menjawab, 

"Kami tidak akan menyerah, lakukan apa yang kalian mau. Kami sudah siap bertarung membela kehormatan agama dan nabi kami." 

Maka orang-orang Hudzail yang jauh lebih banyak jumlahnya itu pun menyerang. Keenam sahabat itu bertarung dengan gigih, pedang mereka ayunkan dengan tangkas untuk menebas hujan panah atau menangkis tusukan tombak. Pertarungan tidak seimbang itu pun berakhir, tiga orang syahid dan tiga orang lagi berhasil ditangkap hidup-hidup. 

Mereka yang ditangkap itu adalah Abdullah bin Thariq, Zaid bin Adatsinah, dan Khubaib bin Adiy. Kemudian mereka segera dibelenggu dengan kuat dan dibawa ke Mekah.

Namun di tengah jalan, Abdullah bin Thariq berhasil melepaskan diri dari pengikat.

"Harus ada yang memberitahu Rasulullah ﷺ tentang pengkhianatan ini!," demikian pikir Abdullah. 

"Aku harus berusaha meloloskan diri sekarang, namun jika gagal aku sudah siap menyusul ketiga temanku yang lain ke akhirat."


Zaid bin Adatsinah

Abdullah bin Thariq menyerang seorang pengawal dan berhasil merebut pedangnya. Dengan pedang itu ia berusaha merebut seekor kuda, namun orang-orang Hudhail segera pulih dari rasa terkejutnya. Mereka mengambil batu dan melempari Abdullah dari belakang. Batu-batu sebesar kepalan tangan menghantam tubuh dan kepala sahabat mulia itu. Abdullah jatuh bersimbah darah dan gugur dalam keadaan yang sangat diimpikan setiap muslim. Syahid membela agama.

Kedua tawanan yang lain terus dibawa ke Mekah dan dijual. Zaid bin Adatsinah dijual kepada Shafwan bin Umayyah.

"Aku akan membunuhnya sebagai balasan terbunuhnya ayahku di tangan mereka," geram Safwan dengan mata menyala-nyala. 

Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf dibunuh Bilal bin Rabah dalam Perang Badar. 

"Nastas," panggil Shafwan keras-keras.

Seorang Budak berbadan tegap datang. 

"Siksa dan bunuh orang ini," perintah Shafwan kepada Nastas.

"Bawa dia ke tempat di mana semua orang bisa melihatnya!," ujar Shafwan.

Zaid pun diseret-seret melalui jalan-jalan di Mekah. Sebagian orang menyoraki dan mencemoohnya. Sebagian lain menaruh kagum, dalam hati melihat ketabahan Zaid. Tak terlihat sedikit pun rasa takut di wajah Zaid. 

Di tengah siksaan itu, Zaid tetap tampak berwibawa dan teguh seperti Bukit Cadas.
Di tempat Zaid akan dibunuh, Abu Sufyan datang mendekat.

"Zaid, orang segagah engkau tidak pantas mati begini," ujar Abu Sufyan.

"Bersediakah engkau memberikan tempatmu itu pada Muhammad? Dia-lah yang harus dipenggal lehernya, sedang kau dapat kembali kepada keluargamu!."

 Zaid menatap Abu Sufyan seakan heran dengan pertanyaan itu. 

"Tidak," jawab Zaid.

"Seandainya Rasulullah ﷺ di tempatnya sekarang ini akan menderita karena tertusuk duri sekali pun, sedang aku ada di tempat keluargaku, aku tidak akan rela!." 

Abu Sufyan terpana sambil menggeleng kagum. Ia berkata, 

"Belum pernah aku melihat seorang begitu mencintai sahabatnya sedemikian rupa seperti sahabat-sahabat Muhammad mencintai Muhammad."

Zaid pun dipenggal. Ia gugur sebagai syahid yang memegang teguh amanat Rasulullah. 

Diriwayatkan oleh Tabrani dari Ibnu Abbas Rasulullah ﷺ bersabda sekuat-kuat ikatan iman adalah persaudaraan karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى,  cinta karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan membenci karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.


Bersambung...
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ‎ﷺBagian ‎101اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 101
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Rasulullah ﷺ menyadari bahaya dari keadaan ini. Yahudi Bani Nadhir berhasil memanfaatkan kekecewaan orang muslim pada perang Uhud dan mereka meraih banyak sekali keuntungan. Hampir setiap malam, rumah-rumah judi itu dipenuhi orang. Keadaan ini tidak saja akan membuat muslimin kehilangan banyak uang. Tetapi juga akan membuat hancur misi mereka untuk menjadi umat yang terbaik. Bisnis jelek orang Yahudi ini tidak saja akan membuat orang miskin, tetapi juga menghancurkan jiwa manusia. 

Maka Rasulullah ﷺ pun menyerukan bahwa judi dan khamer dilarang. Orang-orang Bani Nadhir segera mengajukan protes, 

"Muhammad, kebijakanmu akan membuat kami bangkrut. Kalau memang demikian, ijinkanlah kami berdagang dengan orang Quraisy agar produksi Khamer dan peternakan babi kami tidak gulung tikar!."

Akan tetapi Rasulullah ﷺ tidak menghiraukan protes itu. Beliau tidak peduli dengan hancurnya pabrik-pabrik khamer dan peternakan babi. Semua itu tidak ada artinya dibandingkan hancurnya jiwa para sahabatnya akibat judi dan mabuk-mabukan. 

Yahudi Bani Nadhir mengancam akan memutuskan perjanjian dan akan menjual senjata kepada orang-orang Quraisy.
Rasulullah ﷺ tetap pada pendiriannya. Kaum muslimin sejak itu diharamkan berjudi dan mabuk-mabukan. Apalagi masih sangat banyak masalah yang harus dihadapi. 
Lebih dari 70 keluarga Syuhada Uhud masih menangisi kepergian anggota keluarganya. 

Khamer adalah minuman yang diharamkan. Yang termasuk Khamer adalah minuman keras, minuman yang memabukkan, minuman yang membahayakan yang dibuat dari semacam buah-buahan dan lain-lain. 


Ummu Salamah

Untuk menghibur hati para sahabat dan keluarganya yang ditinggalkan para syuhada, Rasulullah ﷺ selalu menegaskan bahwa mereka memiliki masa depan gemilang. Mereka harus yakin bahwa kebenaran yang mereka perjuangkan akan menang. Kaum muslimin harus kembali giat bekerja. Benih-benih di ladang sudah menunggu untuk ditanam dan kemudian dituai. 

Kaum muslimin yang masih hidup semestinya menjadi pelipur lara. Anak-anak juga ada yang kehilangan ayah mereka. Maka dari itu, Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan agar para sahabatnya senantiasa menolong orang lain karena sesungguhnya orang yang bisa menolong nasib para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah atau seperti orang yang mengerjakan shalat pada malam hari dan shaum pada siang hari. 

Rasulullah ﷺ berhasil menemukan para sahabat yang bersedia menikahi para janda syuhada, tetapi ada juga janda yang dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak ingin menikah lagi. Janda itu adalah Hindun bin Umayyah, istri almarhum Abu Salamah. Usianya baru 30 tahun, cerdas, anggun, dan bijaksana. Rasulullah ﷺ sudah berusaha agar Ummu Salamah, demikian ia dipanggil, mau menerima lamaran para sahabat terkemuka, baik dari Anshar maupun Muhajirin, bahkan Umar Bin Khattab dan Abu Bakar As Siddiq pun mengajukan lamaran. Namun semua itu ditolak oleh Ummu Salamah.

Siapakah orang yang lebih baik dari Abu Salamah, demikian selalu yang ia katakan. Rasulullah ﷺ tahu bahwa sebetulnya Ummu Salamah dan anaknya sangat memerlukan perlindungan seorang laki-laki, hanya saja Ummu Salamah sulit melepaskan diri dari  bayang-bayang Abu Salamah yang sangat dia cintai.  

Karena tidak ada jalan lain, Rasulullah ﷺ pun mengajukan diri untuk menjadi suami Ummu Salamah. Awalnya Ummu Salamah menolak, alasannya dirinya sudah tua dan pencemburu, namun Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa beliau bahkan sudah berusia dua kali lipat dari Ummu Salamah. Rasulullah ﷺ juga mendoakan agar Allah menghilangkan sifat pencemburu dari hati Ummu Salamah. 

Akhirnya Ummu Salamah pun bersedia menjadi istri Rasulullah ﷺ. Menjadi Ibu bagi seluruh kaum Mu'minin. 
Demikianlah dengan terjun memberi contoh, akhirnya Rasulullah ﷺ membuat banyak janda miskin dan anak yatim tertolong dan terlindungi masa depannya. 


Ustman bin Affan Membeli Sumur

Di Mekah orang-orang Quraisy menggembar-gemborkan kemenangan mereka dalam Perang Uhud. Mereka menyuruh para penyair mengumandangkan kemenangan itu, sekaligus mengejek Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin. 

Suasana kegembiraan mewarnai hampir seluruh rumah di Mekah, penyanyi dan penari terdengar di setiap halaman. Khamar dituangkan, hewan-hewan disembelih, dan orang-orang Arab dari berbagai penjuru diundang untuk merasakan kegembiraan itu. 

Uang yang sangat besar diberikan kepada penyair-penyair suku lain yang bersenandung mengejek Rasulullah ﷺ. Para penyair itu juga membakar semangat orang untuk mengerahkan seluruh kekuatan untuk menghadapi kaum muslimin setahun yang akan datang. 

Semua ini bergema di seluruh pelosok Jazirah. Beberapa suku yang tadinya takut kepada kaum muslimin kini mulai berani mengangkat wajah. Getaran semangat ini juga dirasakan kaum Yahudi di Madinah. Oleh sebab itu, timbullah keberanian mereka untuk meremehkan Rasulullah ﷺ, terutama di kalangan Yahudi Bani Nadhir. 

Sejak Rasulullah ﷺ melarang pengikutnya pergi ke rumah-rumah judi, kemarahan Bani Nadhir semakin memuncak. Puncaknya, salah seorang hartawan Bani Nadhir telah melarang kaum muslimin mengambil air dari sumur yang dimilikinya. 

Kaum muslimin tersentak dengan perlakuan ini. Kini, harga segelas air lebih mahal dari sebotol khamer. Maka Rasulullah ﷺ menganjurkan para sahabatnya yang berharta untuk membeli sumur tersebut. 

Utsman bin Affan-lah yang pertama kali menyambut seruan ini. Namun orang Yahudi itu menolak menjual lebih dari setengah sumurnya. Usman menaikkan tawaran harga sebuah sumur itu tiga kali lipat harga sumur biasa. Begitu orang Yahudi itu mengizinkan, Utsman bin Affan segera menghibahkan separuh sumur ini kepada kaum muslimin. Semua orang boleh mengambil air untuk diri sendiri maupun ternak tanpa harus membayar. 

Rasulullah ﷺ amat bahagia dengan tindakan Utsman ini, sehingga beliau berucap, 

"Sesudah ini tidak ada bahaya apa pun bagi Utsman untuk setiap hal yang dilakukannya."

Tindakan Utsman bin Affan merupakan buah dari rasa persaudaraan yang tulus. Persaudaraan seperti ini akan melahirkan muslim yang saling mengutamakan, saling menyayangi dan memaafkan, saling membantu dan saling melengkapi antara yang satu dengan lainnya.

Namun suku-suku yang membenci kaum muslimin pun mulai berulah dengan berbagai siasat kejam dan licik. 


Bersambung...
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

ONE DAY ONE HADITS : Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Baik Tidak Menerima Kecuali yang Baik

ONE  DAY  ONE  HADITS
Sabtu, 6 Februari 2021/ 24 Jumadil Akhir 1442

Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Baik Tidak Menerima Kecuali yang Baik

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً  وَقاَلَ تَعَالَى :  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ  ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Dalam hadits di atas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2- Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik.
3- Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
4- Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
5- Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
6- Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
7- Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
8- Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
9- Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
10- Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
11- Dalam hadits terdapat sebagian sebab-sebab dikabulkannya do’a: Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kusut dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian dengan sesuatu yang halal.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an 

1- Mempersembahkan yang terbaik untuk Allah. 

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ 

” Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.[Al Qosos:77]

2- Mengkonsumsi yang halal: 

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ 

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya. [Al Maidah:88].

3- Meratap dalam berdoa:

كهيعص, ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا, إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا 

Kaf Ha Ya 'Ain Shad dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. [Maryam: 1-2]

ONE DAY ONE HADIST : Manisnya Iman

ONE  DAY  ONE  HADITS
Ahad, 7 Februari 2021/ 25 Jumadil Akhir 1442

Manisnya Iman

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."[Mutafaqun alaihi]

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Bolehnya memakai majaz dalam menasehati, memberi pelajaran, dan dakwah dengan tujuan agar lebih mudah dipahami dan diterima pelajarannya;
2. Iman memiliki buah yang manis yang bisa dirasakan mukmin ketika memenuhi kriteria atau syarat-syaratnya, sebaliknya tidak semua orang bisa merasakan manisnya iman ini;
3. Manisnya iman bisa dirasakan seorang mukmin yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selainnya, mencintai orang lain karena Allah semata, dan membenci kembali kepada kekufuran.
4- Sebagian ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan manisnya iman (حَلاَوَةُ الإِيمَانِ) merasakan lezatnya ketaatan dan memiliki daya tahan menghadapi rintangan dalam menggapai ridha Allah, lebih mengutamakan ridha-Nya dari pada kesenangan dunia, dan merasakan lezatnya kecintaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا

menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya

Inilah hal pertama yang membuahkan manisnya iman: mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selainnya. Seorang mukmin haruslah menyempurnakan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, baru ia mendapati manisnya iman. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak cukup hanya sekedarnya, tetapi harus melebihi dari yang selainnya.
5- Jika kecintaan kepada Allah adalah yang pertama dan tidak boleh terkalahkan oleh selainnya, demikian pula Rasulullah sebagai manusia yang paling dicintai, bukan berarti kita tidak diperkenankan mencintai sesama. Cinta itu fitrah manusia. Maka mencintai kedua orang tua, anak, saudara, sahabat, dan sesama mukmin juga dibutuhkan. Dan tatkala cinta itu karena Allah semata, maka iman akan manisnya iman akan bisa dirasakan.
6- Jika dua hal yang pertama adalah pekerjaan mencintai, hal ketiga yang membawa manisnya iman ini adalah pekerjaan sebaliknya: membenci. Yakni membenci kekufuran. Khususnya kekufuran yang telah ditinggalkannya dan diganti dengan Islam. 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Manisnya iman (حَلاَوَةُ الإِيمَانِ) juga mengingatkan kita ibarat pohon, iman itu memiliki buah manisnya bisa dirasakan oleh seorang mukmin. Tentu saja pohon baru bisa berbuah ketika akarnya teguh dan pohonnya kuat. Jadi ia tidak mudah dirasakan oleh setiap orang. 

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ * تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim : 24-25)

KISAH RASULULLAH ﷺ : pada perang Uhud

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 100
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد


Mengejar Musuh

Rasulullah ﷺ mengetahui bahwa orang-orang penyembah berhala, kaum munafik, dan orang-orang Yahudi mulai menertawakan kekalahan kaum muslimin pada perang Uhud. 

"Muhammad bilang kalau perang Badar itu merupakan tanda kekuasaan Tuhan mereka atas kerasulannya, maka apa pula pertanda peristiwa Uhud itu?." 

Sesuatu harus dilakukan agar kewibawaan kaum muslimin akan kuat seperti sediakala. 
Sehari setelah perang, Uhud Rasulullah ﷺ memerintahkan seorang muadzinnya untuk kembali mengumpulkan pasukan. Namun hanya pasukan Uhud saja yang boleh ikut. Tujuannya untuk memburu pasukan Abu Sufyan yang belum lagi tiba di Mekah. 

Berita keberangkatan kaum muslimin itu dengan cepat sampai ke telinga Abu Sufyan. Seketika itu juga ketakutan melanda pasukan Mekah mereka mengira kaum muslimin berangkat dari Madinah dengan bantuan baru. Padahal mereka masih berada di Rauha, jauh dari Mekkah.

Sementara pasukan Madinah sudah sampai di Hambra Al-Assad. Kemudian lewatlah Ma'bad Al Khuza'i yang saat itu belum masuk Islam. Ia baru saja melewati tempat pasukan Madinah berkemah. Abu Sufyan bertanya tentang keadaan pasukan muslim Ma'bad menjawab, 

"Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencari kamu dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu. Orang-orang yang dulunya tidak ikut, sekarang menggabungkan diri dengan dia. Mereka semua terdiri atas orang-orang yang sangat geram kepada orang-orang yang hendak membalas dendam!."

Kebingungan melanda Abu Sufyan. Apa yang harus saya lakukan sekarang ini.

Orang Arab pasti akan mencemooh apabila sekarang pasukan Quraisy mundur begitu saja. Padahal baru saja mereka merebut kemenangan. Namun apabila mereka memaksakan diri kembali menghadapi kaum muslim, Abu Sufyan yakin mereka tidak akan mampu menghadapi kemarahan musuh. Karena itu Ia melakukan sebuah siasat licik. 

Abu Sufyan menitipkan pesan kepada kafilah suku Abdul Qais yang sedang menuju Madinah. Kafilah Itu diminta memberitakan bahwa pasukan Quraisy akan menemui pasukan Islam di Hambra Al-Assad dan akan menyerang habis-habisan.

Mendengar itu, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya menunggu tiga hari sambil menyalakan api unggun. Namun pada saat yang sama orang-orang Quraisy terus pulang ke Mekah. 


Pasukan Abu Salamah

Pasukan muslim kembali ke Madinah. Kewibawaan pihak muslim sedikit terangkat karena ternyata musuh tidak berani kembali untuk menghadapi mereka. Akan tetapi, segera tersiar berita bahwa Tulaihah dan Salamah bin Khuwailid sedang menggerakkan Banu Assad untuk menyerang Madinah dan menggempur Rasulullah ﷺ sampai ke rumahnya sendiri. 
Selain itu, tujuan Banu Assad adalah untuk merampas ternak kaum muslimin yang digembalakan di ladang-ladang sekeliling Madinah.

Rasulullah ﷺ segera bertindak, beliau memanggil Abu Salamah bin Abdul Asad. Beliau yang memerintahkan Abu Salamah membawa 150 pasukan. 

Rasulullah ﷺ menyuruh agar pasukan hanya berjalan pada malam hari dan siangnya bersembunyi. Mereka harus menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang. 

Abu Salamah berangkat dan melaksanakan perintah perang Rasulullah ﷺ secermat dan secepat mungkin. Ia pun berhasil. Mereka menyergap musuh yang sedang dalam keadaan tidak siap. 

Pagi buta itu rasa takut menyumbat kerongkongan Banu Assad karena tiba-tiba saja tanpa peringatan, pekik takbir membahana dan pasukan muslim menyerang tenda-tenda mereka. Banu Assad berusaha bertahan sekuat dan selama mungkin, namun gagal. Mereka mundur sambil membawa apa pun yang bisa dibawa.

Setelah menguasai perkemahan musuh, Abu Salamah mengirimkan dua pasukan pengejar.

Sementara itu, ia dan pasukan ketiga menjaga perkemahan. Pasukan pengejar kembali dengan membawa harta rampasan. 

Seperti yang sudah diatur dalam Islam, seperlima harta rampasan itu diberikan untuk Rasulullah ﷺ, orang-orang miskin, dan orang-orang yang kehabisan bekal di perjalanan. Sisanya dibagikan kepada anggota pasukan. Setelah itu mereka kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan.

Hanya saja Abu Salamah tidak hidup lebih lama, sesudah itu, luka-lukanya pada perang Uhud kembali ternganga dan ia syahid karenanya.


Judi dan Minuman Keras

Setelah Yahudi Bani Qainuqa diusir, Yahudi Bani Nadhir ingin mewarisi pasar Bani Qainuqa. Namun kesempatan itu sudah tertutup oleh pasar kaum muslimin yang berkembang sedemikian besar, maka dari itu Bani Nadhir pun melakukan cara lain untuk meraih kemakmuran. Mereka membuka rumah-rumah judi. Di tempat itu juga disediakan banyak sekali minuman keras. 

Saat itu Rasulullah ﷺ belum melarang judi dan khamer. Karena itu banyaklah para lelaki muslim yang datang ke rumah-rumah judi. Mereka banyak menghabiskan uang untuk berjudi, meminum khamer sampai mabuk. Para lelaki muslim ini masih terguncang oleh kekalahan pada perang Uhud dan lepasnya harta rampasan yang sudah mereka kumpulkan.


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : Mengejar Musuh

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 100
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد


Mengejar Musuh

Rasulullah ﷺ mengetahui bahwa orang-orang penyembah berhala, kaum munafik, dan orang-orang Yahudi mulai menertawakan kekalahan kaum muslimin pada perang Uhud. 

"Muhammad bilang kalau perang Badar itu merupakan tanda kekuasaan Tuhan mereka atas kerasulannya, maka apa pula pertanda peristiwa Uhud itu?." 

Sesuatu harus dilakukan agar kewibawaan kaum muslimin akan kuat seperti sediakala. 
Sehari setelah perang, Uhud Rasulullah ﷺ memerintahkan seorang muadzinnya untuk kembali mengumpulkan pasukan. Namun hanya pasukan Uhud saja yang boleh ikut. Tujuannya untuk memburu pasukan Abu Sufyan yang belum lagi tiba di Mekah. 

Berita keberangkatan kaum muslimin itu dengan cepat sampai ke telinga Abu Sufyan. Seketika itu juga ketakutan melanda pasukan Mekah mereka mengira kaum muslimin berangkat dari Madinah dengan bantuan baru. Padahal mereka masih berada di Rauha, jauh dari Mekkah.

Sementara pasukan Madinah sudah sampai di Hambra Al-Assad. Kemudian lewatlah Ma'bad Al Khuza'i yang saat itu belum masuk Islam. Ia baru saja melewati tempat pasukan Madinah berkemah. Abu Sufyan bertanya tentang keadaan pasukan muslim Ma'bad menjawab, 

"Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencari kamu dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu. Orang-orang yang dulunya tidak ikut, sekarang menggabungkan diri dengan dia. Mereka semua terdiri atas orang-orang yang sangat geram kepada orang-orang yang hendak membalas dendam!."

Kebingungan melanda Abu Sufyan. Apa yang harus saya lakukan sekarang ini.

Orang Arab pasti akan mencemooh apabila sekarang pasukan Quraisy mundur begitu saja. Padahal baru saja mereka merebut kemenangan. Namun apabila mereka memaksakan diri kembali menghadapi kaum muslim, Abu Sufyan yakin mereka tidak akan mampu menghadapi kemarahan musuh. Karena itu Ia melakukan sebuah siasat licik. 

Abu Sufyan menitipkan pesan kepada kafilah suku Abdul Qais yang sedang menuju Madinah. Kafilah Itu diminta memberitakan bahwa pasukan Quraisy akan menemui pasukan Islam di Hambra Al-Assad dan akan menyerang habis-habisan.

Mendengar itu, Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya menunggu tiga hari sambil menyalakan api unggun. Namun pada saat yang sama orang-orang Quraisy terus pulang ke Mekah. 


Pasukan Abu Salamah

Pasukan muslim kembali ke Madinah. Kewibawaan pihak muslim sedikit terangkat karena ternyata musuh tidak berani kembali untuk menghadapi mereka. Akan tetapi, segera tersiar berita bahwa Tulaihah dan Salamah bin Khuwailid sedang menggerakkan Banu Assad untuk menyerang Madinah dan menggempur Rasulullah ﷺ sampai ke rumahnya sendiri. 
Selain itu, tujuan Banu Assad adalah untuk merampas ternak kaum muslimin yang digembalakan di ladang-ladang sekeliling Madinah.

Rasulullah ﷺ segera bertindak, beliau memanggil Abu Salamah bin Abdul Asad. Beliau yang memerintahkan Abu Salamah membawa 150 pasukan. 

Rasulullah ﷺ menyuruh agar pasukan hanya berjalan pada malam hari dan siangnya bersembunyi. Mereka harus menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang. 

Abu Salamah berangkat dan melaksanakan perintah perang Rasulullah ﷺ secermat dan secepat mungkin. Ia pun berhasil. Mereka menyergap musuh yang sedang dalam keadaan tidak siap. 

Pagi buta itu rasa takut menyumbat kerongkongan Banu Assad karena tiba-tiba saja tanpa peringatan, pekik takbir membahana dan pasukan muslim menyerang tenda-tenda mereka. Banu Assad berusaha bertahan sekuat dan selama mungkin, namun gagal. Mereka mundur sambil membawa apa pun yang bisa dibawa.

Setelah menguasai perkemahan musuh, Abu Salamah mengirimkan dua pasukan pengejar.

Sementara itu, ia dan pasukan ketiga menjaga perkemahan. Pasukan pengejar kembali dengan membawa harta rampasan. 

Seperti yang sudah diatur dalam Islam, seperlima harta rampasan itu diberikan untuk Rasulullah ﷺ, orang-orang miskin, dan orang-orang yang kehabisan bekal di perjalanan. Sisanya dibagikan kepada anggota pasukan. Setelah itu mereka kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan.

Hanya saja Abu Salamah tidak hidup lebih lama, sesudah itu, luka-lukanya pada perang Uhud kembali ternganga dan ia syahid karenanya.


Judi dan Minuman Keras

Setelah Yahudi Bani Qainuqa diusir, Yahudi Bani Nadhir ingin mewarisi pasar Bani Qainuqa. Namun kesempatan itu sudah tertutup oleh pasar kaum muslimin yang berkembang sedemikian besar, maka dari itu Bani Nadhir pun melakukan cara lain untuk meraih kemakmuran. Mereka membuka rumah-rumah judi. Di tempat itu juga disediakan banyak sekali minuman keras. 

Saat itu Rasulullah ﷺ belum melarang judi dan khamer. Karena itu banyaklah para lelaki muslim yang datang ke rumah-rumah judi. Mereka banyak menghabiskan uang untuk berjudi, meminum khamer sampai mabuk. Para lelaki muslim ini masih terguncang oleh kekalahan pada perang Uhud dan lepasnya harta rampasan yang sudah mereka kumpulkan.


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : Dukacita untuk Hamzah

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 99
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Dukacita untuk Hamzah

Tidak cukup menganiaya mayat Hamzah. Hindun binti Utbah bersama wanita-wanita lain menganiaya mayat kaum muslimin. Melihat semua itu, Abu Sufyan menghampiri seorang muslim dan berkata, 

"Mayat-mayatmu telah mengalami penganiayaan. Akan tetapi, aku sungguh tidak senang juga tidak benci. Aku tidak melarang, juga tidak memerintahkan."

Selesai menguburkan mayat-mayat temannya sendiri, Quraisy pun pergi. Sekarang, kaum muslimin kembali ke garis depan untuk menshalatkan dan menguburkan mayat-mayat para syuhada. Rasulullah ﷺ berkeliling medan tempur mencari jasad pamannya, Hamzah. Ketika dilihatnya jasad Hamzah sudah dianiaya dengan perut yang sudah terurai,  beliau merasa sedih, sedih sekali sampai beliau berkata, 

"Takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti ini."
"Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitu menimbulkan amarahku seperti kejadian ini."

Selanjutnya beliau bersabda, 

"Demi Allah, kalau pada suatu ketika Allah memberikan kemenangan kepada kami melawan mereka, akan kuaniaya mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang Arab."

Nah saat itulah, turun firman Allah Quran surat An-Nahl 16 ayat 126-127 yang artinya:

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
Surah An-Nahl (16:126)
Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
Surah An-Nahl (16:127)
Dan bersabarlah (hai Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.

Setelah Firman itu turun, Rasulullah ﷺ memaafkan pihak musuh. Ditabahkannya hatinya dan beliau melarang orang melakukan penganiayaan. 

Di jalan, Rasulullah ﷺ mendengar para wanita Bani Asyhal menangisi para syuhadanya. 

"Tidak ada wanita yang menangisi Hamzah," ujar Rasul. 

Mendengar ini, Saad bin Muadz menyuruh para wanita Bani Asyhal menangis untuk Hamzah. 

Rasulullah ﷺ bergegas menemui mereka dan bersabda, 
"Bukan ini yang saya maksudkan. Pulanglah, semoga Allah memberikan rahmat dan tidak boleh menangis lagi setelah hari ini."


Abdullah bin Ubay

Rasulullah ﷺ pulang ke Madinah dengan beban pikiran yang cukup berat. Fatimah Az-Zahra, putri beliau, membasuh luka-luka ayahnya dengan air. 

Ternyata, para tawanan perang Badar yang dulu dikasihani dan dibebaskan kembali memerangi kaum muslimin. 

Rasulullah ﷺ teringat lagi kata-kata Umar Bin Khattab dulu, 
"Ya Rasulullah, bunuh orang-orang ini agar tidak seorang pun berpidato mengobarkan api kebencian terhadap dirimu."

Orang muslim pantang berbuat kesalahan untuk kedua kalinya. Karena itu, beliau memerintahkan untuk membunuh seorang tawanan yang tertangkap. Orang itu adalah tawanan perang Badar yang sudah dibebaskan.

Rasulullah ﷺ juga memikirkan belas kasihan yang diberikan kaum muslimin kepada pihak musuh. Semua muslim menahan pedang ketika mereka menemui Hindun di medan perang. Padahal, jika dia dibunuh tidak akan terjadi Hamzah disiksa sedemikian rupa. 

Pembunuh Hamzah yang berkulit hitam itu sebenarnya juga tidak tahu wajah Hamzah. Hindunlah yang menunjukkannya. 

Pasukan Quraisy yang telah lari lintang pukang juga tidak akan kembali lagi untuk menyerang, apabila tidak dikejar oleh Hindun dan diberitahukan bahwa kaum muslimin tengah diserang Khalid bin Walid dari belakang.

Kemudian Rasulullah ﷺ pergi ke masjid. Di sana, beliau melihat ada tangis penyesalan pasukan panah yang telah jelas-jelas melanggar perintah Rasulullah ﷺ. 
Hati beliau amat lembut karena itu beliau memaafkan mereka semua. 

Sebelum itu, di sana beliau melihat Abdullah bin Ubay tengah berpidato agar orang-orang mencintai Rasulullah ﷺ. 
Inilah gembong kaum munafik yang telah membujuk 300 orang prajurit kembali ke Madinah.  Beberapa sahabat yang ikut ke Uhud melompat ke arah Abdullah bin Ubay, lalu menarik bajunya sampai terhuyung-huyung. 

"Mengapa kalian menyerangku pada saat aku menganjurkan kepada orang-orang agar patuh dan cinta kepada Muhammad?," demikian Abdullah bin Ubay menjerit.

Umar Bin Khattab meminta izin untuk membunuh si pengkhianat itu, namun sekali lagi, Rasulullah ﷺ melarangnya. 


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

ONE DAY ONE HADITSJum'at, 5 Februari 2021/ 23 Jumadil Akhir 1442Mukmin Harus Mencari Ilmu Kebaikan

ONE  DAY  ONE  HADITS
Jum'at, 5 Februari 2021/ 23 Jumadil Akhir 1442

Mukmin Harus Mencari Ilmu Kebaikan

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
( لَن يَشبَعَ المُؤمِنُ مِن خَيرٍ يَسمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنتَهَاهُ الجَنَّةُ ) 

Dari abu Said al Khudri dari Rasulullah saw. Bersabda “ Orang yang beriman itu tidak pernah puas mendengarkan hal-hal yang baik sampai dia mencapai syurga”[Hr. At-Tirmidzi] dan dishahihkan Al-Hakim(4/129)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Dalam hadits diatas di sebutkan bahwa seorang Mukmin harus mencari ilmu kebaikan, baik kebaikan untuk di dunia maupun di akhirat yang kelak bisa mengantarkannya menuju nikmat Allah yaitu Surga. 
2- Mukmin yang mencari ilmu kebaikan harus berfikir secara Islami. 3- Agama Islam menganjurkan mempergunakan akal pikiran untuk menganalisa, meneliti semua makhluk dan alam benda ciptaan Allah ini, agar iman dan keyakinan semakin hidup dan semakin tinggi mutunya. 
4- Manusia melihat semua alam ciptaan Allah Ta’ala yang ditangkap oleh penglihatan, dipikir di dalam alam pikirnya, dirasakan pertimbangannya dalam hati, sebagai anugerah Tuhan yang perlu dimanfaatkan sebagai ibadah.
5- Berfikir itu pelita yang hidup di dalam hati manusia. Ia merupakan jalannya perasaan yang dikirimkan melalui otak manusia untuk dilaksanakan oleh aggota badan dan panca indera. Hamba Allah yang suka berfikir, akan menghidupkan ruhaninya, menyegarkan otaknya, dan menyegarkan pelaksanaan ibadahnya.
6- Mukmin yang berfikir secara Islami pada umumnya akan mencari ilmu kebaikan. Sehingga dengan ilmu kebaikan itulah karakter atau akhlak seorang mukmin dapat terbentuk. 

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

فَبَشِّرْ عِبَادِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

Oleh itu gembirakanlah hamba-hambaKu yang berusaha mendengar perkataan-perkataan yang sampai kepadanya lalu mereka memilih dan menurut akan yang sebaik-baiknya (pada segi hukum ugama); mereka itulah orang-orang yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal sempurna.
[Surat Az-Zumar :17- 18].Lr

ONE DAY ONE HADITSKamis, 4 Februari 2021/ 22 Jumadil Akhir 1442Malu adalah Sebagian daripada Iman

ONE  DAY  ONE  HADITS
Kamis, 4 Februari 2021/ 22 Jumadil Akhir 1442

Malu adalah Sebagian daripada Iman

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ . [رواه البخاري ]

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah : Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran .
6. Diantara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji)
7. Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
[Surat Al-Ahzab : 53]

KISAH RASULULLAH ﷺ : Rasullulah Terluka

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 98
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد


Rasulullah Terluka

Begitu orang Quraisy mendengar Rasulullah ﷺ terbunuh, seperti banjir,  mereka mengalir ke tempat di mana Rasulullah ﷺ berada.  Semuanya berlomba ingin mengakui bahwa merekalah yang membunuh Rasulullah ﷺ  atau ikut memegang peranan di dalamnya. Tentu hal itu akan dapat mereka banggakan sampai ke anak cucu mereka.   

Ketika itulah, kaum muslimin yang berada di sekeliling Rasulullah ﷺ tersentak sadar. Mereka bergerak mengelilingi, menjaga, dan melindungi Rasulullah ﷺ yang amat mereka cintai. Iman mereka kembali tergugah memenuhi jiwa. Semangat mereka melambung lagi untuk meraih surga. Kekhawatiran yang amat sangat akan keselamatan Rasulullah ﷺ membuat mereka kembali mendambakan mati. Hidup di dunia ini terasa tak ada artinya lagi jika Rasulullah ﷺ gugur dalam lindungan mereka.

Saat itu, sebuah batu melayang dan menghantam wajah Rasulullah ﷺ. Batu itu dilemparkan oleh Utbah bin Abi Waqqash. Gigi geraham Rasulullah ﷺ rontok dan wajah beliau berdarah. Bibir Rasulullah ﷺ pecah-pecah. Dua keping lingkaran topi besi yang menutupi wajah beliau bengkok menghimpit pipi Rasulullah ﷺ. Melihat hal itu, iman dan keberanian para sahabat di sekeliling Rasulullah ﷺ semakin besar. Harga diri mereka sangat terluka melihat luka yang dialami Rasulullah ﷺ.

Setelah terhuyung sejenak akibat hantaman batu yang demikian keras. Rasulullah ﷺ kembali dapat menguasai diri. Beliau terus berjalan ke tempat aman dikelilingi para sahabat yang setia. Tiba-tiba Rasulullah ﷺ terperosok ke dalam sebuah lubang. Lubang itu sengaja digali oleh Abu Amir untuk menjerumuskan kaum Muslimin. Cepat-cepat, Ali bin Abi Tholib menghampiri, meraih dan memegang tangan Rasulullah ﷺ. Thalhah bin Ubaidillah membantu mengangkat beliau hingga dapat berdiri kembali. Kemudian, bersama para sahabatnya, Rasulullah ﷺ berjalan terus mendaki gunung Uhud. Tempat itu merupakan satu-satunya peluang bagi beliau untuk menghindari kejaran musuh.

Keadaan mengenaskan yang menimpa Rasulullah ﷺ itulah yang menghidupkan kembali semangat juang di hati para sahabat. 


Rela Mati demi Rasulullah

Hari sudah menjelang tengah hari. Saat itu, Ummu Umaroh seorang muslimah Anshar,  tengah berkeliling membagikan air kepada kaum muslimin yang tengah berjuang. Namun, begitu dilihatnya kaum muslimin mundur. Ummu Umarah melemparkan tempat airnya. Ia mencabut pedang dan terjun ke dalam pertempuran. Tujuannya hanya satu, melindungi Rasulullah ﷺ walau harus mati. Ummu Umarah  menebas musuh dan menembakkan panah sampai tubuhnya sendiri dipenuhi banyak luka. 

Sementara itu, Abu Dujanah menjadikan punggungnya sebagai perisai Rasulullah ﷺ. Beberapa panah yang melayang ke arah Rasulullah ﷺ tertahan di punggung Abu Dujannah. 
Di samping Rasulullah ﷺ, Saad bin Abi Waqqash berdiri melepaskan panahnya untuk menahan musuh. Rasulullah ﷺ memberikan anak panah ke pada Saad sambil berkata, 

"Lepaskan anak panah itu! Kupertaruhkan Ibu bapakku untukmu." 

Rasulullah ﷺ sendiri terus menembakkan anak panah sampai ujung busurnya patah. 

Beberapa sahabat, termasuk Abu Bakar dan Umar Bin Khattab, tidak mengetahui kalau Rasulullah ﷺ masih hidup. Mereka mengira Rasulullah ﷺ  telah gugur mengingat begitu membanjirnya pasukan musuh menyerbu ke tempat Rasulullah ﷺ berada. Keduanya pergi ke arah gunung dengan kepala tertunduk pasrah. Anas bin Nadzir bertanya kepada mereka, 

"Mengapa kalian duduk-duduk di sini?."

"Rasulullah sudah terbunuh," jawab keduanya.

"Perlu apalagi kita hidup sesudah itu? Bangunlah! Dan biarlah kita juga mati untuk tujuan yang sama!."

Setelah berkata begitu, Anas bin Nadzir menyerbu musuh, bertempur dengan gagah tiada taranya. Dia baru mendapatkan syahid setelah ditebas 70 kali. Begitu rusak tubuh Anas bin Nadhir sampai tidak seorang pun mengenali jasadnya kecuali adik perempuannya yang mengenali Anas dari ciri yang terdapat pada ujung jarinya. Abu Sufyan yang yakin sekali bahwa Rasulullah ﷺ telah gugur, sibuk mencari-cari mayat beliau di tengah korban-korban Muslim. 


Akhir Pertempuran

Ketika orang Quraisy berteriak-teriak bahwa Muhammad telah mati. Rasulullah ﷺ  menyuruh para sahabat agar tidak membantahnya. Hal itu untuk menghindari lebih banyak lagi serbuan musuh ke arah beliau. Namun, begitu Ka'ab bin Malik datang mendekat, ia mengenali Rasulullah ﷺ. Ketika melihat mata Rasulullah ﷺ  yang berkilau di balik helm bajanya, kemudian ia berteriak,

"Saudara-saudara kaum muslimin!," teriak Ka'ab amat gembira. 

"Selamat! Selamat! ini Rasulullah ﷺ."

Rasulullah ﷺ memberi isyarat agar Ka'ab berhenti berteriak. Kaum muslimin berdatangan dan mengangkat Rasulullah ﷺ tercinta. Kemudian bersama-sama beliau mereka mendaki gunung Uhud ke sebuah celah Bukit.

Teriakan Ka'ab terdengar juga oleh pihak Quraisy. Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai teriakan itu. Namun, ada beberapa yang segera pergi mengikuti rombongan Rasulullah ﷺ dari belakang. Ubay bin Khalaf dapat menyusul rombongan Rasulullah ﷺ sambil bertanya, 

"Mana Muhammad, Aku tidak akan selamat kalau dia masih hidup." 

Seketika itu juga Rasulullah ﷺ mengambil tombak Haris bin Shimma, lalu dengan sangat cepat Rasulullah ﷺ melemparnya ke arah Ubay Bin Khalaf. Ubay pun terhuyung-huyung di atas kudanya, lalu berusaha kembali pulang dan mati di tengah jalan.

Sesampainya pasukan muslim di ujung bukit, Ali bin Abi Tholib pergi mengambil air. Air dalam perisai kulitnya. Ali membasuh darah di wajah Rasulullah ﷺ dan menyiram kepada beliau dengan air. 
Dua keping besi di pipi Rasulullah ﷺ dicabut oleh Abu Ubaidah bin Al Jarrah. Begitu kerasnya, sampai 2 gigi seri Abu Ubaidah tanggal. 

Tiba-tiba pasukan berkuda Khalid bin Walid tiba di atas bukit, namun dengan sigap Umar Bin Khattab dan beberapa prajurit Muslim menyerang dan mengusir mereka untuk mundur. 

Kaum muslimin telah begitu tinggi mendaki gunung, keadaan mereka begitu payah dan letih, sampai Rasulullah memimpin mereka sholat sambil duduk.

Pihak Quraisy amat gembira dengan kemenangan mereka. Mereka menganggap telah sungguh-sungguh membalas dendam atas kekalahan di Badar. 

Abu Sufyan berkata, 

"Yang sekarang ini untuk peristiwa Perang Badar. Sampai jumpa lagi tahun depan."


Bersambung... 
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : TERGIUR HARTA

KISAH RASULULLAH ﷺ
BAGIAN 97
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

TERGIUR HARTA

Kaum muslimin terus mengejar musuh ke mana pun sampai mereka meletakkan senjata. Harta benda dan rampasan berserakan di medan pertempuran. Kuda-kuda yang tangguh,  baju besi, unta-unta tanpa tuan berkeliaran penuh muatan,  setumpuk makanan lezat, dan perhiasan-perhiasan mahal,  belum lagi para wanita Quraisy yang dengan mudah dapat mereka tawan.

Harta sebanyak itu dalam sekejap saja membuat silau pasukan muslim. Harta yang berserakan itu membuat mereka lupa bahwa sesuai dengan perintah Rasulullah ﷺ,  mereka harus terus mengejar musuh sampai kekuatan lawan benar-benar tercerai-berai sehingga tidak mampu berkumpul lagi untuk balas menyerang.

Semua ini terlihat oleh pasukan panah di lereng gunung. Mereka tidak dapat lagi menahan keinginan untuk juga merebut harta rampasan yang bergeletakan di mana-mana.

"Mengapa kita masih tinggal di sini, saya akan tidak mendapatkan apa-apa?" tanya salah seorang.  

"Allah telah menghancurkan musuh kita, mereka, saudara-saudara kita juga sudah merebut markas musuh. Ke sanalah juga kita ikut mengambil rampasan itu." 

Namun salah seorang membentak: 

"Bukankah Rasulullah ﷺ sudah berpesan "Jangan meninggalkan tempat kita ini?" 
"Sekali pun kami diserang,  janganlah kami dibantu!" Bukankah demikian kata beliau?"

"Rasulullah ﷺ tidak menghendaki kita tinggal di sini terus menerus setelah Allah menghancurkan kaum musyrik itu." 

Abdullah bin Jubair maju untuk menengahi perdebatan itu. Ia berpidato agar mereka itu jangan melanggar perintah Rasulullah ﷺ. 
Akan tetapi, ada sebagian besar pasukannya tidak mau patuh. Mereka pun kemudian turun dari lereng gunung yang masih tinggi. Yang masih tinggal hanya beberapa orang saja. Pasukkan yang bergegas turun itu bergabung dengan pasukan muslim yang lain dan ikut memperebutkan harta rampasan.

Jadi sebagian besar pasukan panah sekarang sudah melupakan disiplin. Mereka lupa kalau kedisiplinan dan keimananlah yang membuat mereka mampu memukul musuh. Kini mereka tengah melupakan iman dan memperebutkan harta dunia. 
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh seorang pemimpin Quraisy yang terkenal lihai dan gagah.

BENCANA

Khalid bin Walid yang sampai saat itu telah menjaga pasukannya agar tidak bentrok dalam pertempuran, kini melihat kesempatan baik itu. Ia mengerti bahwa saatnya tiba untuk bergerak. Khalid bergerak sekuat-kuatnya memberi Komando. Pasukan berkudanya pun mulai bergerak. Semakin cepat dan semakin cepat. Mereka memutari gunung uhud yang kini tidak dijaga lagi oleh pasukan panah. Dengan ganas pasukan kavaleri Khalid menyerang pasukan muslim dari belakang. 

Mendengar teriakan perang Khalid bin Walid, pasukan Quraisy yang telah berlarian mundur kini kembali lagi. Mereka melihat kesempatan untuk menyerang balik saat itu. Mereka ingat untuk tidak membiarkan harta dan kaum wanita mereka direbut pasukan muslim.

Kini keadaan jadi berbalik, giliran pasukan muslim yang mendapat pukulan sangat hebat. 
Begitu tahu mereka diserang dari depan dan belakang, setiap muslim melemparkan harta yang telah mereka kumpulkan, dan kembali mencabut pedang. Namun sayang, sayang sekali! Barisan Muslim sudah pontang-panting. Komandan-komandan kesatuan muslim sudah tidak lagi melihat pasukannya, ada di dekat mereka. Pasukan muslim yang tadinya berjuang untuk menyelamatkan Iman, kini berjuang tercerai-berai untuk menyelamatkan diri. Tadinya mereka berjuang di bawah satu pemimpin yang kuat, kini berjuang tanpa pemimpin lagi. 

Begitu paniknya keadaan pasukan muslim sampai beberapa dari mereka malah menghantam saudaranya sendiri dengan pedang. Keadaan tambah mengguncangkan Iman ketika mendengar ada yang berteriak-teriak,  "Rasulullah telah terbunuh, Rasulullah telah terbunuh !"

Hampir setiap orang pasukan muslim sekarang berusaha melepaskan diri dari kepungan di tempat aman. Kecuali beberapa sahabat yang tetap berjuang dengan Istiqomah dari awal, seperti Ali bin Abi Thalib dan beberapa orang lainnya.

**Di kemudian hari, Khalid bin Walid akan masuk Islam pada zaman Abu Bakar pada saat terjadi pemberontakan di mana-mana. 
Abu Bakar mengangkat Khalid menjadi Panglima seraya berkata,

"Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baik hamba Allah dan kawan sepergaulan ialah Khalid bin Walid, sebilah pedang di antara pedang-pedang Allah yang ditembuskan kepada orang-orang kafir dan munafik.

Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7

KISAH RASULULLAH ﷺ : Bagian ‎30Seruan dari Bukit Shafa

KISAH RASULULLAH ﷺ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد
Bagian 30

Seruan dari Bukit Shafa

Rasulullah ﷺ menaiki Bukit Shafa. Kemudian dengan suara lantang, beliau memanggil-manggil, 
"Wahai orang-orang Quraisy! Wahai orang-orang Quraisy!."

Penduduk Mekah yang sibuk dengan urusannya terkejut dan menoleh.
"Muhammad berseru dari atas Shafa!," seru mereka.

Seketika, orang-orang datang berduyun sambil bertanya-tanya khawatir, 
"Ada apa?."

Rasulullah SAW memandang kerumunan orang di bawah yang menatapnya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Bagaimana pendapat kalian kalau kuberi tahu bahwa di balik-bukit ini ada pasukan berkuda yang siap menyerbu. Percayakah kamu kepadaku?," 
tanya Rasulullah ﷺ.

"Kami percaya!," jawab orang-orang yang berkerumun itu. 

"Kami tidak akan meragukan kata-katamu. Tidak pernah kami mendengar engkau berdusta."

Rasulullah ﷺ menarik napas dan menyampaikan seruannya, 

"Aku mengingatkan kalian sebelum datang siksa yang amat berat! Wahai orang-orang Quraisy, Allah memerintahkan aku untuk memberi peringatan kepada kalian bahwa yang terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirat adalah mengucapkan kalimat 'Laa ilaaha illallaah Muhammadur-rasuulullaah."

Sejenak orang-orang tampak terpesona. Namun, Abu Lahab yang juga hadir di situ, dengan cepat naik darah. Ia berseru keras-keras mencaci Rasulullah ﷺ, 

"Celaka engkau, Muhammad!  Binasa dan celakalah seluruh hari-harimu! Hanya untuk omong kosong itukah kamu mengumpulkan kami?."

Rasulullah ﷺ tidak berkata apa-apa dihina sekeras itu. Beliau hanya menatap tajam wajah Abu Lahab. Setelah teriakan Abu Lahab itu, orang-orang Quraisy seperti disadarkan dari rasa terpesonanya. Mereka bubar dengan bermacam tingkah. Ada yang mengerutkan kening, ada yang berbisik-bisik, ada yang melirik Rasulullah SAW sambil tersenyum mencibir.

Hinaan Abu Lahab itu tidak dibiarkan Allah.Turunlah firman yang mengutuk perbuatan itu.

Turunnya Surat Al-Lahab

Allah berfirman: mengutuk Abu Lahab 
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Surah Al-Lahab (111:1)

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Surah Al-Lahab (111:2)

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Surah Al-Lahab (111:3)

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
Surah Al-Lahab (111:4)

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Surah Al-Lahab (111:5)

Wahai Abu Lahab, sekarang apa yang akan engkau katakan? Dengarlah, keponakanmu Muhammad tidak akan pernah lagi bungkam terhadap orang yang menentangnya. Keponakanmu Muhammad tidak akan pernah lagi menerima caci maki dan hinaan dari siapa pun, sekali pun dari pamannya sendiri. Jika caci maki itu ditujukan pada ajaran Allah yang dibawanya, keponakanmu, Muhammad, bahkan siap terjun ke medan laga untuk menghadapi orang-orang yang sombong dan congkak seperti dirimu.

Wahai Abu Lahab dengarkanlah! Dengarkanlah firman Allah yang baru turun itu! Bukankah firman itu seperti gelegar petir yang menyambar dirimu?

Dirimulah yang binasa, Abu Lahab! Seluruh hari-harimulah yang binasa! Binasalah kedua tanganmu dan sungguh engkau akan benar-benar binasa!

Abu Lahab

Nama asli Abu Lahab adalah Abdul Uzza. Abu Lahab artinya si "Umpan Api".
Bisa dibayangkan betapa sakitnya hati Rasulullah ﷺ dihina Abu Lahab. Abu Lahab adalah paman Rasulullah ﷺ. 
Lebih dari itu Rasulullah SAW menikahkan kedua putrinya, Ruqayyah dan Ummu Kultsum dengan kedua putra Abu Lahab, Utbah dan Utaibah.

Ummu Jamil

Selain Abu Lahab, ada seorang lagi yang amat murka dengan turunnya Surat Al-Lahab. Dia adalah Ummu Jamil, istri Abu Lahab. Begitu mendengar bunyi Surat Al-Lahab yang  disampaikan orang kepadanya, hati Ummu Jamil menggelegak marah. Ia keluar rumah dan berjalan ke sana ke mari mencari sasaran pelampaisan kemarahan. Tidak lama kemudian, ia bertemu dengan Abu Bakar. Amarahnya naik ke ubun ubun.

"Apa maksud temanmu melantunkan syair tentang diriku?," bentak Ummu Jamil kepada Abu Bakar.

Abu Bakar mengerti bahwa yang dimaksud Ummu Jamil adalah Rasulullah. Sebenarnya, saat itu Rasulullah ﷺ ada di sisi Abu Bakar, tetapi Allah menutupi beliau dari pandangan Ummu Jamil.

"Demi Allah, temanku itu tidak pandai bersyair!," sanggah Abu Bakar.

"Bukankah temanmu itu mengatakan bahwa di leherku ada tali dari sabut yang dipintal?."

Ummu Jamil meraba-raba lehernya. Di leher itu, ada untaian kalung yang amat indah. Ia mempertontonkan perhiasannya itu kepada Abu Bakar sampai Abu Bakar merasa jengah dan memalingkan wajahnya.

"Inilah tali sabut yang dimaksud temanmu itu?," ejek Ummu Jamil sambil tersenyum. "Tidakkah ini merupakan tali sabut paling indah di dunia?."

Ummu Jamil kemudian berlenggak-lenggok genit sambil mempermainkan kalungnya. Ia tertawa dengan congkak. Abu Bakar tidak membalas, beliau cuma memejamkan mata.

Melihat Abu Bakar yang tetap tenang, Ummu Jamil melengos pergi sambil mengomel, 

"Semua orang Quraisy tahu bahwa aku adalah putri kebanggaan mereka!."

Ummu Jamil adalah wanita yang sangat cantik. Ummu Jamil berarti "Ibu Kecantikan". Namun, seperti suaminya, Ummu Jamil sangat membenci Rasulullah dan kaum Muslimin. Begitu bencinya sampai ia menyuruh budak-budaknya melemparkan kotoran dan batu kepada Rasulullah setiap kali beliau lewat.

Bersambung...

Pentingnya Melatih Kesabaran

ONE  DAY  ONE  HADITS
Rabu, 3 Februari 2021/ 21 Jumadil Akhir 1442

Pentingnya Melatih Kesabaran

عن أبي سَعيد سعدِ بن مالكِ بنِ سنانٍ الخدري رضي الله عنهما: أَنَّ نَاسًا مِنَ الأَنْصَارِ سَألوا رسولَ الله صلى الله عليه وسلم فَأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَألوهُ فَأعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِندَهُ، فَقَالَ لَهُمْ حِينَ أنْفْقَ كُلَّ شَيءٍ بِيَدِهِ: ((مَا يَكُنْ عِنْدي مِنْ خَيْر فَلَنْ أدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ. وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأوْسَعَ مِنَ الصَّبْر)). مُتَّفَقٌ عليه. 

Dari Abu Said iaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahawasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta - sedekah - kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda:
"Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan ku simpan sehingga tidak ku berikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri - dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah - kaya hati dan jiwa - dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikurnia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikurniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas – kegunaannya - daripada kurnia kesabaran itu." (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1- Barang siapa yang melatih diri untuk bersabar, maka Allah akan menjadikan dia sabar.
2- Kemudian disebutkan dalam kalimat keempat bahwa jika Allah Azza wa Jalla memberikan kesabaran kepada seorang hamba, maka pemberian itu merupakan anugerah yang paling utama dan pertolongan yang paling luas serta paling agung. 
3- Sabar, seperti halnya akhlak-akhlak terpuji lainnya, membutuhkan kesungguhan jiwa dan latihan. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melatih diri untuk bersabar,” yaitu orang yang mencurahkan jiwanya untuk bersabar, “Maka Allâh Azza wa Jalla akan menjadikannya sabar,” yaitu Allâh akan menolongnya agar ia bisa bersabar.
Sabar itu merupakan pemberian yang paling agung, karena ia berkaitan dengan semua urusan seorang hamba dan sebagai penyempurnanya. Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam segala keadaan selama hidupnya.
4- Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam segala hal, di antaranya:
a. Dalam menjalankan ketaatan kepada Allâh sampai dia bisa mengerjakan dan menunaikannya
b. Sabar dalam menjauhkan maksiat kepada Allâh sampai dia bisa meninggalkannya karena Allâh Azza wa Jalla
c. Sabar atas takdir-takdir Allah yang menyakitkan sampai dia tidak marah karenanya,
c. Bahkan seorang hamba membutuhkan sabar atas nikmat-nikmat Allah dan hal-hal yang dicintai oleh jiwa, sehingga dia tidak membiarkan jiwanya tenggelam dalam kesenangan dan kegembiraan yang tercela, tetapi dia terus menyibukkannya dengan bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla .

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam setiap keadaannya. Dengan kesabaran, seorang hamba akan mendapat kemenangan. 

وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ, سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“…Sedangkan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;(sambil mengucapkan), ‘Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.’ maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” [Ar-Ra’du/13: 23-24]

2- Mereka mendapatkan surga beserta kenikmatannya.

أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا

Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka… [Al-Furqân/25:75]

Rabu, 03 Februari 2021

ENAM TIPS MENGHADAPI TAKDIR YANG TIDAK KITA SUKAI

ENAM TIPS MENGHADAPI TAKDIR YANG TIDAK KITA SUKAI

 BBG AL ILMU

🌴🌴🌴
Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata:

“Apabila seorang hamba ditimpa takdir yang tidak ia sukai, maka perhatikanlah enam perkara berikut ini:

🌴🌴🌴
PERTAMA: Menyaksikan keesaan Allah (tauhid). Bahwa Allah yang menentukan itu semua, menghendaki dan menciptakannya. Semua yang Allah inginkan terjadi, pasti terjadi. Dan jika Allah tidak berkehendak terjadi, maka tidak akan terjadi.

🌴🌴🌴
KEDUA: Menyaksikan keadilan-Nya. Bahwa ketentuan Allah pasti berlaku dan keputusan Allah pasti adil.

🌴🌴🌴
KETIGA: Menyaksikan rahmat-Nya. Bahwa rahmat Allah mengalahkan kemurkaan-Nya.

🌴🌴🌴
KEEMPAT: Menyaksikan hikmah-Nya. Bahwa Allah melakukan segala sesuatu karena adanya hikmah dibaliknya. Tidak mungkin sia-sia.

🌴🌴🌴
KELIMA: Menyaksikan pujian-Nya. Bahwa Allah terpuji dalam seluruh perbuatan-Nya.

🌴🌴🌴
KEENAM: Menyaksikan ubudiyah. Bahwa ia adalah seorang hamba yang berlaku padanya ketentuan pemiliknya..”

(Al Fawaid hal 46-47)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

=======🌴🌴🌴🌴🌴=======

Selasa, 02 Februari 2021

Nah...kalau org pertama tulis Bismillah siapa ???????????*

*Siapa Org pertama menemukan telepon ? Jawab nya :                              *Alexander Graham Bell ..*

*Nah...kalau org pertama tulis Bismillah siapa ???????????*

*Bingung kan?*

**Kasihan kalau anak- anak kita tanya kepada Ibu/Bapak...*

*bisa jawab enggak ?*

*simpan catatan ini ya.*    

**Mari kita kenali Islam !                                                               *30 ORANG YANG PERTAMA DALAM ISLAM*
-----------------
*1. Orang yang pertama menulis Bismillah :                                                                            *Nabi Sulaiman AS.*

*2. Orang yang pertama minum air zamzam :                                                  *Nabi Ismail AS.*

*3. Orang yang pertama .berkhitan :                             *Nabi Ibrahim AS*

*4. Orang yang pertama diberikan     pakaian pada hari qiamat :                                  *Nabi Ibrahim AS.*

*5. Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat :                                                                 *Nabi Adam AS.*

*6. Orang yang pertamamengerjakan sa'i antara Safa & Marwah :               *Sayyidatina Hajar.*

*7. Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat :                                      *Nabi Muhammad SAW.*

*8. Orang yang pertama menjadi  Islam :                                                 *Abu Bakar As Siddiq RA.*

*9. Orang yang pertama     menggunakan Kalender Hijriyyah :                                                                                            *Umar bin Al-Khattab.*

*10. Orang yang pertama meletakkan Jabatan Khalifah dalam Islam :                                                                                                                *Hasan bin Ali RA.*

*11. Orang yang pertama menyusukan Nabi Muhammad SAW :                                                    *Thuwaibah RA.*

*12. Orang yang pertama syahid       dalam Islam dari kalangan lelaki :*                                                          **Haris bin Abi Halah.*

*13. Orang yang pertama syahid      dalam Islam dari kalangan perempuan :                      *Sumayyah binti Khabbat*

*14. Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab /lembaran :                                          *Abdullah bin Amru bin Al-Ash*

*15. Orang yang pertama memanah  dalam perjuangan   fisabilillah :*                         
**Saad bin Abi Waqqas.*

*16. Orang yang pertama menjadi Muazzin dan menyerukan Adzan:                        *Bilal bin Rabah.*

*17. Orang yang pertam sholat dengan Rasulullah SAW :*                      
**Ali bin Abi Tholib*

*18. Orang yang pertama membuat    mimbar masjid Nabi SAW :                                                          *Tamim Ad-dary.*

*19. Orang yang pertama menghunus pedang dalam perjuangan fisabilillah :                      *Zubair bin Al-Awwam.*

*20. Orang yang pertama menulis  sejarah Nabi Muhammad SAW :  *Ibban bin Othman bin Affan.*

*21. Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW :                            *Khadijah bt Khuwailid.*

*22. Orang yang pertama menggagas usul fiqh :                 *Imam Syafi'i RH.*

*23. Orang yang pertama membina penjara dalam Islam:                           *Ali bin Abi Tholib.*

*24. Orang yang pertama menjadi        Raja dalam Islam :                                   *Muawiyah bin Abi Sufyan.*                             

*25. Orang yang pertama membuat perpustakaan umum:           *Harun Ar-Rasyid.*

*26. Orang yang pertama mengadakan baitulmal :                                       *Umar bin Khattab.*

*27. Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an setelah Rasulullah SAW :                                                                               *Ali bin Abi Tholib*

*28. Orang yang pertama membangun menara di Masjidil Haram Mekah:                            *Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur.*

*29. Orang yang pertama digelar Al-Muqry :                                              *Mus'ab bin Umair*

*30. Orang yang pertama masuk              ke dalam Syurga :                                          *Nabi Muhammad SAW.*               

**Pesan moral*

**Rugilah kalo tidak SHARE sebab ini 1 peluang dakwah yg MUDAH.*

**Alhamdullilah sudah share*                              ❤️ 🌹❤️

Rasa Takut dan Harap

ONE  DAY  ONE  HADITS
Selasa, 2 Februari 2021/ 20 Jumadil Akhir 1442

Rasa  Takut dan Harap 

عن انس بن مالك رضي الله عنه قال :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى شَابٍّ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ فَقَالَ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنِّي أَرْجُو اللَّهَ وَإِنِّي أَخَافُ ذُنُوبِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata :
Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam datang kepada seorang pemuda yang hendak meninggal, maka beliau berkata: “Bagaimana keadaanmu?” Pemuda itu menjawab: “Demi Allah ya Rasulullah, sungguh saya sangat berharap kepada (rahmat) Allah dan saya sangat takut akan (siksa Allah) atas dosa-dosa saya.”Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata: “Tidaklah dua perkara tersebut ada pada hati seorang hamba yang dalam kadaan seperti ini, kecuali Allah akan memberikan apa yang diharapkannya dan akan Allah amankan ia dari apa yang ditakutkannya.”
Dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi dan sanadnya hasan. Juga Imam Ibnu Majah dan Imam Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawa’id Az-Zuhd (halaman 34-35), juga Imam Ibnu Abid Dunya sebagaimana dalam At-Targhib (4/141) dan lihat juga dalam Al-Misykah-nya (1612).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1– Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ar-raja’ (berharap) adalah bahwa jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa atau kurang dalam melaksanakan perintah Allah) maka hendaknya dia bersangka baik kepada-Nya dan berharap agar Dia menghgapuskan (mengampuni) dosanya, demikian pula ketika dia melakukan ketaatan (kepada-Nya) dia berharap agar Allah menerimanya.
2- Adapun orang yang bergelimang dalam kemaksiatan kemudian dia berharap Allah tidak menyiksanya (pada hari kiamat) tanpa ada rasa penyesalan(takut ) dan (kesadaran untuk) meninggalkan perbuatan maksiat (tanpa melakukan taubat yang benar kepada Allah), maka ini adalah orang yang tertipu (oleh setan)”
3- Maka roja' dan khauf harus selalu ada pada  seseorang maka akan sampai  cinta, ridho dan  surga Allah, insya Alloh. 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al - Qur'an :

1– Dua sifat inilah yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang paling mulia di sisi-Nya yaitu khouf dan roja', para Nabi dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga Allah Ta’ala memuji mereka dalam firman-Nya,

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan (perasaan) harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu‘” (QS al-Anbiyaa’:90).

2- Karena itulah Al-Hasan Al-Basri rahimahullah pernah mengatakan bahwa orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman.
Maka orang yang  merasa  aman dari  siksa Allah  termasuk  orang yang  rugi. 

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

Patutkah mereka (bersukaria) sehingga mereka merasa aman akan rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah? Kerana sebenarnya tidak ada yang merasa aman dari rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah itu melainkan orang-orang yang rugi.
[Surat Al-A'raf 99]

3- Orang yang  terlalu berat  khouf(takut) tanpa ada roja' maka bisa putus asa. Dan putus asa  sifat orang  kafir 

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir".
[Surat Yusuf 87],