Kamis, 04 Maret 2021

ONE DAY ONE HADITS : Luasnya Pengampunan Allah Subhanahu wata'ala

ONE  DAY  ONE  HADITS
Jum'ah, 26 Februari 2021/ 14 Rajab 1442

Luasnya Pengampunan Allah Subhanahu wata'ala 

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]

Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits :

1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-kan.
2. Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat.
3. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar.
4. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Kemurahan Allah ta’ala :

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik".
[Surat Al-Mumenoon : 118]

2. Tidak putus asa untuk bertaubat : 

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Surat Az-Zumar : 53]

Jumat, 12 Februari 2021

Imlek Hujan Terus? Benarkah Berkah Buat Kita semua dan Karena Mereka?

 Mungkin banyak saudara kita yang tanpa sadar mengaitkan lebaran Imlek dengan Kesuburan berkah hujan yang menyirami bumi?

Hemmm ini bukan asu[an jempol belaka tapi masih banyak yang mengidentifikasikan Keberkahan dan kesuburuan dengan datangnay hari Raya Umat China ini dengan mengatakan " LEBARAN CHINO BERKAH SUBUR MAKMUR " jika anda tidak mungkin di sebagaian kami yang berbuat demikian...

Rabu, 10 Februari 2021

SIRAH NABAWIYAH : MEMBAYAR DIYAT

KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 104
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Membayar Diyat

Alangkah berdukanya Rasulullah ﷺ. Pilu yang amat sangat terasa oleh Beliau akibat pembantaian itu. Alangkah susah payahnya beliau menahan duka cita. Dengan lirih Beliau berkata ini adalah tanggung jawab Abu Bara, sudah sejak semula aku berat hati dan khawatir sekali.

Abu Bara juga sangat terkejut. Terpukul sekali dengan pengkhianatan yang dilakukan Amir bin Ath Thufail. Abu Bara merasa amat terhina, tidak disangkanya Amir bin Ath Thufail melanggar perlindungan yang diberikan kepada kaum muslimin. Tindakan itu sama dengan mencoreng arang di dahi Abu Bara, anak Abu Bara sangat memahami perasaan ayahnya. Pemuda bernama Rabi'a itu bangkit.

"Aku akan menghukum Amir bin Ath Thufail dengan kedua tanganku sendiri." 

Setelah berkata begitu, Rabi'a pun pergi sambil memanggul tombak. Sampai di tempat Amir bin Ath Thufail, Rabi'a menghampiri orang itu. Dengan mata menyala. Tanpa sempat dicegah siapa pun, Rabi'a menghantamkan tombaknya. Dan Amir bin AthThufail pun rubuh. 

Begitu dalamnya duka cita Rasulullah ﷺ atas kematian para sahabatnya sampai selama 30 hari penuh beliau harus mendoakan mereka. Dalam doa yang dibacakan setiap selesai sholat subuh itu, beliau juga berdoa, semoga Allah mengadakan pembalasan terhadap mereka yang telah membunuh para sahabatnya.

Namun di tengah duka yang begitu dalam, Rasulullah ﷺ tidak lupa untuk berbuat adil. Begitu mendengar bahwa ada dua orang sahabat kaum muslimin yang terbunuh dengan tangan Amir bin Umayyah, Rasulullah ﷺ segera berkata, 

"Engkau telah membunuh dua orang berarti aku harus membayar diyat (uang tebusan) kepada keluarga mereka."


Peristiwa Bi'ir Maunah ini menimbulkan keberanian di hati musuh-musuh kaum muslimin di Madinah. Gugurnya para sahabat Rasulullah ini membuat orang-orang Yahudi bani Nadhir semakin berani. Padahal setelah Bani Qainuqa terusir, Bani Nadhir lebih memilih diam karena dicekam ketakutan. Namun setelah perang Uhud dan terakhir di tragedi di Bi'ir Maunah mereka mulai bertindak lebih berani. 

Mereka menunggu kesempatan untuk membunuh Rasulullah ﷺ sendiri. 
Tanpa mereka duga kesempatan itu segera datang.


Pengkhianatan Yahudi

Sesuai dengan perjanjian antara kaum muslimin dan orang Yahudi. Bani Nadhir diharuskan ikut membayar diyat yang harus dibayarkan kaum muslimin kepada keluarga orang yang terbunuh dari Bani Amir. 

Karena itulah, Rasulullah ﷺ datang ke tempat Bani Nadhir di Quba. Beliau disertai 10 sahabat terkemuka di antaranya Abu Bakar,  Umar Bin Khattab, dan Ali Bin Abi Thalib. Setelah sholat berjamaah di Masjid Quba, Rasulullah ﷺ  dan rombongannya memasuki perkampungan Bani Nadhir. 

Setelah mengetahui maksud kedatangan beliau, orang-orang Bani Nadhir menunjukkan wajah yang manis, 

"Kami akan membantumu Muhammad, sekarang duduklah di sini biar kami menyiapkan dulu keperluanmu."

Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya duduk di tepi rumah beratap tinggi milik salah seorang Yahudi. 

Sementara itu, orang-orang Bani Nadhir tidak menyiapkan uang untuk membantu membayar diyat, melainkan malah berkasak-kusuk perihal rencana jahat mereka.

"Tidak ada lagi kesempatan sebagus ini untuk membunuh Muhammad," ucapan salah seorang pemuka Yahudi.

"Engkau benar," ujar seorang Yahudi lain dengan mata berkilat.  

"Pada waktu lain, sangat susah membunuh Muhammad karena ia selalu berada di tengah-tengah sahabatnya. Kini justru Muhammad datang di tengah kita. Jika kita biarkan kesempatan ini akan berlalu begitu saja."

Akhirnya orang-orang Yahudi itu sepakat untuk membunuh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

"Namun bagaimana cara kita membunuh dia?," tanya seorang kebingungan.

Semua terdiam sejenak, lalu seseorang yang berwajah licik berjalan mengambil batu penggilingan yang besar dan berat sambil berkata, 

"Siapakah di antara kalian yang mau mengambil batu penggilingan ini lalu naik ke atap rumah dan menjatuhkannya ke kepala Muhammad sampai remuk?." 

Majulah seseorang yang paling jahat di antara mereka, Amir bin Jahsy. "Aku!." 

"Jangan lakukan itu!," cegah Sallam bin Miskam. Rupanya ia salah satu orang yang berpikiran jernih di tempat itu. 

"Demi Allah, Allah pasti memberi tahu Muhammad tentang rencana kita. Sesungguhnya, perbuatan itu merupakan pelanggaran terhadap perjanjian antara kita dan dia!." 

Namun yang lain tidak peduli, mereka tetap menjalankan rencana jahat itu.


Rasulullah Selamat

Jibril pun turun memberitahu Rasulullah ﷺ tentang rencana jahat itu. Seketika itu juga, beliau bangkit dan pergi dengan cepat seolah-olah ada sesuatu keperluan. Para sahabat yang menyertai beliau sama sekali tidak diberi tahu apa-apa. Karena itu, mereka menunggu Rasulullah ﷺ kembali. 

Kini giliran orang-orang Yahudi yang kebingungan. Mendadak saja rencana mereka gagal. Karena itu, mereka bermanis-manis wajah kepada para sahabat yang menunggu untuk menghilangkan kesan buruk. 

Setelah cukup lama menunggu Rasulullah tidak kembali, para sahabat Rasulullah memutuskan untuk pulang mencari beliau. Mereka menemukan Rasulullah ﷺ telah berada di masjid Madinah.

"Ya Rasulullah, tiba-tiba saja Tuan pergi sedangkan kami tak menyadari," kata para sahabat.

Rasulullah ﷺ tahu rencana jahat Yahudi Bani Nadhir terhadap dirinya. Beliau pun memanggil Muhammad bin Maslamah untuk menyampaikan pesan beliau kepada Bani Nadhir.

Muhammad bin Maslamah berkata di hadapan orang-orang Yahudi, 

"Tinggalkan Madinah dan jangan hidup bertetangga denganku. Kuberi waktu 10 hari. Siapa saja yang masih kutemui setelah itu akan kupenggal lehernya."


Bersambung…
https://my.w.tt/AOwGvjIvQ7